Pelemahan Rupiah Dorong Penurunan Harga SUN Diperdagangan Kamis Kemarin

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Perubahan harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Kamis, tanggal 28 Februari 2019 kemarin, bergerak dengan arah yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan, di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika serta aksi ambil untung (taking profit) dari para pelaku pasar.

Dalam riset yang dirilis Jumat (01/3/2019), analis fixed income MNC Securities mengungkapkan, kenaikan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin (28/2), lebih banyak dipengaruhi oleh faktor perubahan nilai tukar mata uang Rupiah yang melemah terhadap Dollar Amerika pada sepanjang sesi perdagangan.

Baca juga : Volume SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp16,96 Triliun dari 52 Seri

Hal ini disebabkan para pelaku pasar menjadi pesimis atas sentimen negosiasi damai dagang antara Amerika dan China yang tampaknya belum ada kejelasan.

Selain itu, para pelaku pasar juga banyak yang melakukan aksi ambil untung (taking profit) secara jangka pendek setelah harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan cukup panjang sejak pekan lalu.

“Turunnya harga Surat Utang Negara diikuti juga dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang negara berkembang yang lain,” jelas I Made.

Lebih rinci diungkapkan, pada perdagangan hari Kamis, tanggal 28 Februari 2019 kemarin, perubahan harga Surat Utang Negara mencapai 495 bps dengan rata-rata  penurunan sebesar 32 bps yang mendorong adanya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 47 bps.

Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan sebagian besar serinya mengalami koreksi harga yang berkisar antara 8 bps hingga 21 bps yang mengakibatkan adanya kenaikan tingkat imbal hasil hingga 2,2 bps.

Adapun perubahan kenaikan imbal hasil terbesar didapati pada Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 20 tahun sebesar 2,2 bps di level 8,240% yang didorong oleh penurunan harga sebesar 21 bps dan dilanjutkan pada Surat Utang Negara bertenor 10 tahun yang ditutup dengan mengalami kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 1,5 bps di level 7,794% yang di akibatkan turunya harga sebesar 11 bps.

Selanjutnya, untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 0,9 bps di level 8,115 yang berdampak setelah terjadinya penurunan harga sebesar 8 bps.

Sementara itu, untuk Surat Utang Negara bertenor 5 tahun satu-satunya seri acuan yang mengalami kenaikan harga sebesar 7 bps yang berdampak kepada turunnya tingkat imbal hasil sebesar 1,6 bps di level 7,481%.

Lebih lanjut diungkapkan, kenaikan tingkat imbal hasil juga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika ditengah tingkat imbal hasil US Treasury yang cenderung mengalami koreksi. Perubahan tingkat imbal hasil pada Surat Utang Negara berdenominasi mata uang Dollar Amerika terjadi pada keseluruhan serinya.

Adapun tingkat imbal hasil seri INDO24 mengalami kenaikan  sebesar 1 bps di level 3,848% yang didorong oleh perubahan harga sebesar 4,9 bps. Adapun untuk seri INDO29 dan INDO44 mengalami perubahan tingkat imbal hasil masing-masing sebesar 1,2 bps di level 4,178% dan 1,3 bps di level 5,000% yang berdampak setelah terjadinya perubahan harga sebesar 9,6 bps dan 21,3 bps.

Sementara itu, untuk seri INDO49 mengalami kenaikan imba hasil sebesar 1,3 bps di level 4,897% yang disebabkan oleh penurunan harga sebesar 22 bps.