ANALIS MARKET (01/3/2019) : Dipicu Sentimen Global, Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi mengalami pelemahan kemarin (28/2).

Ditengah-tengah banyaknya sentiment yang beredar, pasar obligasi mengalami pelemahan meskipun obligasi berdurasi 5y masih memiliki potensi penguatan namun tidak banyak.

Pelemahan yang terjadi kemarin juga masih dalam batas toleransi. Saat ini pasar obligasi mungkin telah terlihat diposisi konsolidasi.

Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, Jumat (01/3/2019) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas.

Meskipun secara teknikal analisa pasar obligasi masih dalam fase menguat, sentiment global akan berusaha menekan pergerakan pasar obligasi Jumat (01/3/2019) ini.

Lebih rinci diungkapkan, pertemuan antara Kim dan Trump memberikan tekanan yang cukup terhadap kenaikkan imbal hasil obligasi global.

Kim menginginkan seluruh sanksi dapat dicabut seluruhnya, dan sebagai gantinya Kim Jong Un menawarkan untuk membongkar fasilitas nuklir utamanya di Yongbyon.

Namun menurut Trump itu tidak cukup, karena tanpa Yongbyon pun Korea Utara masih akan memiliki rudal, hulu ledak, dan unsur lain dari program nuklir. Pertemuan tersebut selesai lebih cepat dan berakhir damai.

Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho dan Wakilnya Choe Son Hi mengatakan bahwa Amerika yang tidak menerima proposal kami akan kehilangan kesempatan yang datang sekali dalam seribu tahun.

Namun, Kim Jong Un pun berjanji akan bertemu lagi dengan Trump untuk melanjutkan negosiasi nuklir setelah pertemuan kemarin.

Meskipun belum berhasil, Kim menyampaikan penghargaan terhadap usaha Trump untuk mendapatkan hasil.

Tentu hal ini merupakan sesuatu yang baru bagi Korea Utara untuk kembali membuka pembicaraan terkait dengan negosiasi.

Setelah membahas Korea Utara dan Amerika, kita beralih kepada China dengan Amerika. Kabar terakhir dari kedua negara tersebut adalah para pejabat Amerika sedang mempersiapkan kesepakatan dagang final antara Amerika dan China dalam beberapa minggu mendatang.

Steven Mnuchin mengatakan pada hari Kamis (28/2) lalu, kedua negara sedang mengerjakan dokumen setebal 150 halaman yang akan berubah menjadi perjanjian yang sangat terperinci, meskipun Steven juga menyampaikan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Pernyataan ini pun didukung oleh Larry Kudlow, penasihat White House, yang mengatakan bahwa kedua negara tersebut berada di ambang perjanjian bersejarah.

Nada optimis ini penting bagi pergerakan pasar modal ditengah tengah gagalnya perjanjian antara Korea Utara dengan Amerika.

Meskipun sebelumnya, Robert Lighthizer lebih bersikap pesimis terkait perjanjian dagang antara China dengan Amerika. Tentu hal ini akan menjadi polemik ditengah tengah hadirnya rasa optimis.

“Kami menilai, meskipun perjanjian antara Korea Utara dan Amerika batal, bukan berarti berakhir. Masih ada kesempatan di masa depan, khususnya yang dijanjikan oleh Kim Jong Un. Kami merekomendasikan hold hari ini, apabila pergerakan melebihi 55 bps untuk naik atau turun akan menjadi arah selanjutnya bagi pergerakan obligasi,” terang analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (01/3/2019).