ANALIS : Tekanan Harga Pada 2019 Tidak Akan Besar
Pasardana.id - Ekonom Center of Reform on Economics (Core), Pieter Abdullah menilai, secara umum tekanan harga pada tahun 2019 tidak akan besar.
Menurutnya, harga komoditas akan relatif stabil. Bahkan ia menyebut, nilai tukar Rupiah cenderung menguat, mengingat pekan lalu Rupiah hampir menembus level Rp 13.900-an.
"Saya kira Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) akan cenderung bergerak stabil," jelasnya di Jakarta, kemarin.
Kendati demikian, ia mengatakan pergerakan harga minyak perlu diwaspadai. Pasalnya, harga minyak dunia agak sulit diprediksi karena faktor geopolitik di Timur Tengah dan Venezuela.
Selain harga minyak, lanjutnya, komoditas yang perlu diperhatikan adalah logam, dimana harga logam dasar diperkirakan naik pada tahun ini.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Januari 2019, Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir/agen naik sebesar 0,09 persen terhadap bulan sebelumnya.
Kenaikan IHPB tertinggi terjadi pada Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 0,84 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Januari 2019 antara lain tomat, bawang merah, kelapa sawit, minyak kelapa sawit (CPO), beras, serta besi dan baja impor.
Lebih rinci, laporan BPS menyebut, IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Januari 2019 naik sebesar 0,22 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain; disebabkan oleh kenaikan harga komoditas tanah uruk, batu hias dan batu bangunan, bak dan tangki, aspal, dan bahan bangunan siap pasang dari kayu.
IHPB Umum turun 1,07 persen pada Desember 2018 terhadap bulan sebelumnya. Kelompok Barang Ekspor merupakan penyumbang andil dominan pada penurunan IHPB, yaitu sebesar negatif 0,88 persen.
IHPB Kelompok Barang Impor dan Kelompok Barang Ekspor pada Desember 2018 masing-masing turun sebesar 2,30 persen dan 4,26 persen terhadap bulan sebelumnya.
Inflasi
Sementara itu, BPS juga melaporkan, pada Januari 2019 terjadi inflasi sebesar 0,32 persen denganIndeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 135,83. Dari 82 kota IHK, 73 kota mengalami inflasi dan 9 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,23 persen dengan IHK sebesar 145,12 dan terendah terjadi di Pematangsiantar sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 139,10. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,87 persen dengan IHK sebesar 154,44 dan terendah terjadi di Merauke sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 141,00.
BPS menyebut, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,92 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,27 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,28 persen; kelompok sandang sebesar 0,47 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,24 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen.
Adapun tingkat inflasi tahun kalender Januari 2019 sebesar 0,32 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2019 terhadap Januari 2018) sebesar 2,82 persen.
Komponen inti pada Januari 2019 mengalami inflasi sebesar 0,30 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender Januari 2019 sebesar 0,30 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Januari 2019 terhadap Januari 2018) sebesar 3,06 persen.

