ANALIS MARKET (09/12/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Alami Kenaikan

Foto : Ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Obligasi is back! Setelah mengalami pelemahan yang cukup dalam, karena telah mengubah trend secara jangka waktu pendek, kami melihat pasar obligasi mulai kembali dengan mengalami kenaikkan yang cukup kuat. Pertanyaannya adalah, apakah cukup konsisten penguatan tersebut? Capital inflow, mulai kembali masuk ke dalam pasar obligasi, secara pelan tapi pasti, namun yang penting konsisten merupakan menjadi sebuah factor yang penting.

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, Senin (09/12) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat.

Adapun mengawali minggu ke 2 di bulan December ini, sentiment akan datang dari;

1.BERITA GEMBIRA, BERITA SUKACITA

Pada akhirnya, ada yang mengalah dan mengambil inisiatif untuk berbuat sesuatu. China pada akhirnya sedang melakukan proses penghapusan tarif pembalasan yang sebelumnya telah dilakukan oleh China terhadap impor daging babi dan kedelai Amerika. Langkah prosedur ini memberikan indikasi bahwa perjanjian perdagangan antara Amerika dan China semakin dekat. Kementrian Keuangan China mengatakan telah memulai proses applikasi setelah sebelumnya Perusahaan China mulai membeli sejumlah barang dari Amerika sesuai dengan kebutuhannya. Kementrian sedang berupaya untuk menghapuskan tarif akibat perang dagang atas barang barang tersebut sesuai yang disampaikan pada hari Jumat kemarin. Negosiator China dan Amerika tampaknya mulai semakin dekat untuk mendapatkan sebuah kesepakatan yang lebih luas yang dapat menyelesaikan perang dagang ini. Namun sekali lagi, ini hanyalah sentiment yang dapat memberikan pasar sebuah harapan dan alasan untuk membeli sesuatu, selama belum ada deadline semua ini hanyalah pembicaraan mengenai sebuah mimpi. Apalagi pekan depan merupakan pekan terakhir sebelum pada akhirnya memasuki tangggal 15 December yang dimana keputusan Amerika untuk menaikkan tarifnya terhadap China. Dari informasi yang sudah kami terima, China akan menurunkan biaya terhadap kacang kedelai, kapas, jagung, sorgum, dan daging babi sebagai bagian dari proses kesepakatan antara Amerika dan China. Sejauh ini Amerika dan China terus berusaha untuk menyepakati sejumlah produk pertanian Amerika yang bersedia di beli oleh China. Kedua belah pihak terus berusaha untuk melakukan negosiasi khususnya pada beberapa hal yang paling rumit. Saat ini beberapa hal yang paling rumit harus diputuskan, didiskusikan, dianalisis, dan dievaluasi. Selanjutnya tinggal diberikan kepada Presiden Trump agar Trump dapat memutuskannya. Sejauh ini kami melihat bahwa Amerika dan China terus berusaha untuk menyepakati perihal pembelian produk pertanian dari Amerika yang akan dibeli oleh China. Tentu hal ini merupakan sesuatu yang baik, karena apabila per tanggal 15 December 2019 tidak ada tenggat waktu atau keputusan yang jelas, tentu Amerika akan menaikkan tarif terhadap China. Namun demikian hingga per hari ini, belum ada kesepakatan apapun yang ditulis di dalam kertas sehingga minggu ini akan menjadi minggu yang krusial. Kami melihat pekan ini menjadi pekan untuk melakukan realisasi keuntungan semata, ataukah disatu sisi kami melihat hal ini juga bisa menjadi sebuah kesempatan yang bagus untuk mulai mengumpulkan saham saham dengan harga valuasi murah? Manfaatkanlah moment minggu ke 2 ini dengan sebaik mungkin. 8 minggu yang lalu, Trump mengumumkan bahwa perjanjian fase tahap pertama harus ditulis di atas kertas dalam proses yang mungkin memakan waktu 3 – 5 minggu, dan kala itu Trump mengatakan bahwa China menyetujui untuk membayar $40 miliar hingga $50 miliar dalam bentuk barang pertanian Amerika setiap tahunnya. Dan itu merupakan jumlah yang sangat besar, sehingga petani harus terus melakukan investasi lebih banyak ke dalam bentuk peralatan dan tanah untuk bercocok tanam. Namun apakah itu menjadi kenyataan? Marilah kita berharap demikian karena penurunan ekspor China yang tidak terduga kemarin membuat China suka atau tidak suka mulai membuat kesepakatan perdagangan.

2.APA YANG DINANTI PEKAN INI?

Pekan ini akan menjadi pekan yang cukup krusial karena sangat banyak yang dapat kita nantikan yang memberikan dampak terhadap pergerakan pasar secara global. Kita awali dulu dari; 1. Pertemuan The Fed pada tanggal 12 December akan menjadi perhatian pasar. Kami memperkirakan bahwa The Fed tidak akan mengubah tingkat suku bunganya pada pertemuan FOMC meeting pada tanggal 12 December nanti. Yang akan menjadi perhatian adalah bagaimana The Fed akan memandang perekonomian Amerika tahun depan, dan bagaimana dengan potensi pemangkasan tingkat suku bunga untuk tahun depan. Sejauh ini kami melihat bahwa tahun depan masih ada potensi bagi Amerika untuk memangkas tingkat suku bunga 1x lagi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Amerika. Keyakinan kami bahwa The Fed tidak akan mengubah tingkat suku bunganya adalah karena 2. Data inflasi Amerika juga akan keluar pada tanggal 11 December nanti. Sejauh ini kami menilai bahwa inflasi Amerika diperkirakan akan mengalami penguatan dari sebelumnya 1.8% menjadi 2%. Perkiraan kenaikkan inflasi ini akan menjadi sebuah modal penting bagi Amerika bahwa ternyata tujuan inflasi sebesar 2% sudah terpenuhi, focus utamanya adalah menjaga tingkat inflasi tersebut akan konsisten untuk berada di kisaran 2%. 3. Tidak hanya Bank Sentral Amerika yang akan mengadakan pertemuan lho, Bank Sentral Eropa juga akan mengadakan pertemuan ditanggal yang sama dengan FOMC meeting. Kami melihat bahwa Bank Sentral Eropa juga tidak akan mengubah tingkat suku bunganya, namun yang akan menjadi menariknya adalah karena pertemuan Bank Sentral Eropa ini akan menjadi yang pertama kalinya diadakan dibawah kepemimpinan Christine Lagarde. Tentu kita akan menunggu bagaimana Christine Lagarde akan melakukan sesuatu terkait dengan ekonomi Eropa yang terus menerus mengalami pelemahan yang telah disampaikan sebelumnya. 4. GDP Jepang menjadi pusat perhatian pada hari ini. Anjloknya GDP Jepang kemarin menjadi 0.1% akan menjadi sebuah pertanda yang kurang baik bagi perekonomian Jepang, namun menurut perkiraan GDP Jepang akan mengalami kenaikkan meskipun tipis. Ya setidaknya dapat menghindarkan perekonomian Jepang dari potensi resesi. Hal ini penting untuk menjaga aura positif yang terjadi di pasar Asia. 5. Yang terakhir adalah inflasi China yang terus menerus melemah menjadi pusat perhatian karena dikhawatirkan akan melemahkan daya beli yang terjadi di China, yang membuat tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan. Pekan ini akan menjadi pekan yang cukup krusial juga, seperti yang sudah kita sampaikan diatas. Oleh sebab itu, mencermati pekan ini akan menjadi bekal yang baik untuk kita untuk membuat keputusan, apakah melakukan realisasi keuntungan atau terus mengkoleksi saham dan obligasi di harga murah?

“Kami merekomendasikan beli hari ini, pergerakan harga yang melebihi rentang 45 – 60 bps, akan menjadi arah selanjutnya bagi pasar obligasi,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (09/12/2019).