ANALIS MARKET (05/12/2019) : IHSG Berpeluang Bergerak Bervariasi dengan Potensi Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Rabu (04/12) kemarin, IHSG ditutup melemah 21 poin atau 0,34% menjadi 6.112. Sektor barang konsumsi, perdagangan, dan keuangan bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 165.6 milyar rupiah.
Sedangkan sentiment yang menjadi sorotan pelaku pasar di pagi hari ini akan kita awali dari;
1.US & CHINA SEMAKIN DEKAT DENGAN KESEPAKATAN! AAHH YANG BENER…
Antara mau menangis atau gembira ketika menulis sub judul diatas, karena tampaknya mulai seperti tekanan bathin menulis Amerika dan China. Kabar terakhir mengenai Amerika dan China mengatakan bahwa mereka sudah semakin dekat dengan kesepakatan tahap pertama, meskipun ada ketegangan saat ini yang masih sangat terasa. Beberapa orang yang dekat dengan Trump mengatakan bahwa kata kata yang disampaikan oleh Trump kemarin mengenai tertundanya kesepakatan perdagangan hingga 2020, bukan berarti bahwa pembicaraan mengenai kesepakatan itu berhenti. Baik Amerika dan China, keduanya menginginkan kesepakatan fase pertama selesai sebelum tanggal 15 December nanti. Masalah yang luar biasa, masih akan dibahas mengenai bagaimana cara China menjamin pembelian barang pertanian Amerika dan bagaimana Amerika dapat membatalkan tarif. Namun ketika berita ini terbit, baik Amerika dan China keduanya bungkam untuk saat ini. Namun lagi lagi, seperti yang kita sudah ketahui efeknya, bahwa saham di bursa Amerika dan Eropa langsung menguat yang diikuti dengan penguatan futures. Namun sejauh ini investor masih mengamati dengan seksama tanda tanda kemajuan yang terjadi pada kesepakatan antara Amerika dan China yang dimana masih diwarnai dengan drama. Pada hari Rabu kemarin Trump mengatakan kepada Angela Merkel bahwa diskusinya dengan China berjalan dengan sangat baik dan kami telah membuat banyak kemajuan. Begitupun dengan jawaban dari Menteri Luar Negeri China Wang Yi ketika ditanya apakah bisa menyelesaikan kesepakatan tahun ini? Dirinya hanya menjawab bahwa itu semua tergantung. Sikap China sangat jelas bahwa kesepakatan tersebut dapat dicapai dengan rasa saling menghormati dan negosiasi yang setara. Sejauh ini kami melihat bahwa drama yang terjadi dapat memberikan warna tersendiri bagi kesepakatan antara Amerika dan China. Dewan Perwakilan Rakyat Amerika yang menyetujui Undang Undang pada hari Selasa kemarin, memungkinkan Amerika untuk menjatuhkan sanksi terhadap para pejabat China atas pelanggaran Hak Asasi manusia terhadap kaum umat Muslim. Juru bicara Kementrian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa anggota parlement Amerika terlalu bodoh, tak tahu malu, dan munafik. Meskipun di warnai ketegangan, namun progress tetap berjalan meskipun proses tersebut naik dan turun. Sehari positif, sehari negative, sehari positif, sehari negative, sehingga efeknya dapat memberikan pasar mengalami volatilitas berlebih. Ketika volatilitas berlebih, hal ini juga menjadi tidak baik karena arah pasar benar benar tidak dapat diperkirakan. Memang benar kita semua membutuhkan kesepakatan ini, namun ketika perubahan arah terjadi hanya dalam hitungan hari atau jam, ini akan memberikan implikasi yang cukup serius terhadap pergerakan harga saham. Hal ini jugalah yang mengakibatkan pergerakan menjadi anomali.
2.MINYAK TERBANG
Minyak mengalami kenaikkan lebih dari 4% menjelang pertemuan dengan OPEC, setelah sebelumnya terlebih dahulu adanya penurunan persediaan dari Amerika yang turun lebih dalam dari yang sudah diperkirakan. Penurunan persediaan ini merupakan sesuatu yang mengejutkan pasar sebelumnya. Persediaan minyak Amerika turun 4.9 juta barel per 29 November lalu. Tidak hanya sampai disitu saja, harga minyak juga mendapatkan dorongan dari pembicaraan mengenai pemangkasan produksi lebih dalam. Pertemuan 2 tahunan OPEC akan dimulai pada hari Kamis, di Wina yang dimana 14 Negara akan membahas fase selanjutnya dari kebijakan mengenai produksi minyak mereka. Pertemuan tersebut akan dilanjutkan pada hari Jumat yang dimana OPEC dan sekutunya atau yang lebih kita kenal dengan OPEC + termasuk Rusia akan bertemu. Sebagai informasi, sebelumnya OPEC+ telah memangkas produksi sebesar 1.2 juta barel per hari sejak awal tahun dan akan terus berlangsung hingga Maret 2020. Sebelum pertemuan tersebut, Menteri perminyakan Irak Thamer Ghadhban menyarankan bahwa para anggota OPEC akan terus melanjutkan pemotongan produksi yang lebih dalam, yang dimana produksi tersebut akan dikurangi kembali sebesar 400.000 barel per hari. Langkah langkah OPEC sebetulnya merujuk pada pengaturan ulang harga minyak mentah dan memberikan peluang yang lebih tinggi untuk dilakukan pemotongan yang lebih dalam. Namun ternyata dari negara anggota OPEC tersebut, kredibilitas Irak terkait dengan pengurangan output tambahan mulai dipertanyakan, karena sejauh ini mereka belum mematuhi pemotongan yang seharusnya dilakukan sebagai bagian dari perjanjian OPEC +. Namun Arab Saudi mengatakan bahwa jika anggota OPEC yang lain tidak mematuhi ketentuan mengenai pemotongan produksi saat ini, Arab Saudi siap untuk memangkas produksinya lebih dalam lagi, selain itu juga, dapat dikatakan langkah ini sebagai bagian dari rencana strategis untuk memberikan dorongan kepada Aramco yang sebentar lagi akan melakukan IPO.
3.SEBUAH PENANTIAN
Dari dalam negeri, pelaku pasar menunggu rilis data Consumer Confidence November yang rencananya dikeluarkan pada hari ini. Menurut consensus data Consumer Confidence berpotensi mengalami penurunan sebesar 0.4, poin hal tersebut seiringan dengan penurunan dari kondisi ekonomi menjelang akhir kuartal IV. Kami melihat penurunan yang juga cukup dalam sejak level tertingginya pada Mei 2019 dimana daya beli masyarakat yang meningkat pada bulan – bulan menjelang idul fitri mampu meningkatkan indicator tersebut. Kami mencermati dengan adanya penurunan pada Consumer Confidence tersebut seiringan dengan rendahnya inflasi pada bulan November. Kondisi ini ditopang oleh inflasi inti yang melambat sehingga secara YTD hanya mencapai 2.37% atau 3.0% YoY. Inflasi yang rendah tersebut seiringan dengan strategy dari pemerintah dan juga Bank Sentral yang berupaya menjaga harga dipasaran lebih stabil, sehingga perekonomian tetap bertumbuh daya beli masyarakat terjaga stabil. Namun juga harus diingat, daya beli yang terlalu rendah juga tidak berarti baik, apalagi sampai dengan saat ini tingkat suku bunga kredit yang diharapkan untuk turun, masih belum mengalami penurunan yang cukup signifikan. Jika mengacu pada data BPS, Consumer Spending cenderung naik sejak awal tahun, hal tersebut berbanding terbalik dengan Consumer Confidence yang berada pada trend penurunan sejak awal tahun.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang untuk bergerak bervariasi dengan potensi menguat dan akan ditradingkan pada level 6.076-6.129,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (05/12/2019).

