ANALIS MARKET (02/12/2019) : IHSG Berpeluang Bergerak Menguat dan Ditradingkan Pada Level 5.990 - 6.050

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Jum’at 29/11/2019, IHSG ditutup menguat 58 poin atau 0,99% menjadi 6.011. Sektor infrastruktur, keuangan, aneka industri, agrikultur, barang konsumsi, industri dasar, dan properti bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 219.8 milyar.

Adapun sentiment yang menjadi sorotan selama bulan Desember ini, yaitu;

1.US DAN CHINA, ANTARA DUSTA DAN CINTA

Sebetulnya kami juga bosan menulis tentang Amerika dan China, namun apa daya karena sentiment kedua Negara saat ini menjadi perhatian bagi kalangan investor dunia. Tidak hanya itu saja, setiap perkembangan dari kesepakatan pertama ini akan menjadi tolok ukur, apakah sebuah kesepakatan dapat di capai atau tidak. Cerita cinta kali ini dimulai dari China yang ngambek dan memaksa Amerika untuk membatalkan tarif dan memasukkannya sebagai bagian dari kesepakatan. Janji Amerika untuk membatalkan tarif yang dijadwalkan sebelumnya pada tanggal 15 Desember tidak dapat menggantikan penundaan tarif. China sepertinya akan mendapatkan kenaikkan tarif tambahan pada tanggal 15 December nanti karena tidak adanya kesepakatan dagang diantara mereka. Sejauh ini kami melihat hubungan Amerika dan China sebetulnya tidak terlalu terlihat tulusnya. Ditengah tengah potensi kesepakatan perdagangan, Amerika justru menandatangani RUU HAM dan Demokrasi untuk Hongkong. Ini sama seperti ketika Amerika dan China bernegosiasi beberapa waktu lalu, Amerika kembali menaikkan tarif ditengah tengah ketika mereka duduk bersama dalam meja yang sama untuk negosiasi. Sehingga Amerika telah mendustai China sebanyak 2x. China hanya bisa terdiam dan berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa kesepakatan bisa dapat tercapai. Namun yang menariknya adalah, apabila China memang siap untuk meladeni perang dagang, China harus bisa menunjukkan giginya, bahwa China tidak bisa dipermainkan seperti ini terus. Gertakan China harus diikuti dengan tindakan nyata untuk menunjukkan kepada Amerika bahwa China sungguh sungguh siap untuk perang dagang yang sesungguhnya. Kecuali kalau China hanya sebatas omongan doank, ya kami pikir China membutuhkan kesepakatan ini namun hanya malu untuk mengatakan bahwa mereka memang membutuhkan kesepakatan ini, ditengah tengah data ekonomi yang terus menunjukkan perlambatan. Tidak hanya 1 atau 2 post, namun hampir semua post data ekonomi China mengalami rapor merah. Jadi bohong juga kalau China tidak membutuhkan kesepaktan ini. Kabar terakhir ketika China mengundang delegasi Amerika untuk datang ke China untuk berdiskusi lebih lanjut, tampaknya Robert dan Steven bersedia untuk pergi untuk melihat seberapa berpeluangnya Amerika dan China dapat mencapai kesepakatan Bersama. Kunjungan tersebut diperkirakan akan terjadi pekan depan. Yang menyedihkan ketika raport economi China merah;

2.BANK SENTRAL DAN PEMERINTAH CHINA HANYA DUDUK MANIS

Berbeda dengan Bank Sentral & Pemerintah Amerika yang mendukung perekonomian Amerika meskipun dengan nyinyir. China melalui Gubernur Bank Sentralnya kemarin mengatakan bahwa China akan menjaga kebijakan moneter dalam level normal selama mungkin karena pertumbuhan ekonomi masih dalam batas yang wajar dan inflasi tetap ringan secara keseluruhan. Yi Gang mengatakan bahwa nilai tukar Yuan akan diputuskan oleh penawaran dan permintaan pasar, Bank Sentral China tidak akan melakukan devaluasi kompetitif terhadap Yuan. Bank Sentral China juga akan terus berusaha mempromosikan reformasi tehadap Yuan dan mempertahankannya pada level yang stabil dan cukup seimbang. Tidak hanya itu saja, Bank Sentral China akan memperkuat pengawasan pada pembiayaan property. Yi menambahkan penurunan ekonomi dunia kemungkinan akan bertahan untuk waktu yang lama, namun tidak serta merta menurunkan tingkat suku bunga menjadi nol atau terlibat dalam pelonggaran secara kuantitatif. Perkembangan ekonomi tidak boleh hanya dinilai dari pertumbuhan GDP. Yi juga menambahkan bahwa misi kebijakan moneter adalah untuk menjaga harga stabil dan melindungi keuntungan uang dari masyarahat terhadap inflasi. Kebijakan yang terlalu longgar justru dapat membahayakan pembangunan bagi jangka Panjang, karena reformasi yang dibutuhkan dan dapat memicu bubble. Tentu hal ini merupakan salah satu kekecewaan, mengapa demikian? Ditengah pelemahan data ekonomi China yang melemah dalam kurun waktu hampir 3 decade, Bank Sentral China seakan akan percaya bahwa perekonomian China akan baik baik saja, kita tentu mendoakan yang terbaik untuk China. Ditengah tengah usaha China, Trump justru;

3.TRUMP AKAN BERPIDATO DALAM ACARA NATO

Trump dijadwalkan akan bertemu dengan sejumlah perwakilan para Negara lainnya termasuk Jerman, Prancis, Italia, dan Denmark dalam acara NATO yang diselenggarakan di London Utara pekan depan. Trump akan menekankan bahwa tantangan yang sedang berlangsung yang dihadapi oleh NATO dan masyarakat internasional berasal dari China dan Rusia, yang dimana 2 Negara ini masih terlibat dalam pertempuran politik domestic dengan Trump. NATO akan dihelat pada hari Selasa dan Rabu. Tidak hanya itu saja, ditengah tengah perjuangan akan kesepakatan, Trump tampaknya kian semakin nyata untuk menyampaikan kepada Dunia mengenai jaringan 5G yang dapat diandalkan, dalam hal ini tentunya bukan jaringan 5G versi China. Trump justru akan berusaha meyakinkan dan menghasut bahwa China dapat mengambil data mereka dan masuk ke dalam jaringan. Dan berita mengenai 5G, akan menjadi hot topic yang akan dibahas dalam forum tersebut. Tidak hanya itu saja, biang gossip Trump akan menyampaikan selanjutnya bahwa pencurian kekayaan intelektual China telah merugikan ekonomi Amerika miliaran dollar. Meskipun sekali lagi, China menyatakan bahwa China tidak terlibat dalam pencurian kekayaan intelektual. Sehingga kami semakin yakin bahwa hubungan mesra yang diperlihatan di hadapan umum, bukanlah sesuatu yang mereka rasakan sebenarnya. Karena kalau mereka memang menginginkan sebuah kesepakatan, mereka tidak akan menjelekkan satu sama lain yang justru hanya menambah tensi diantara kedua Negara.

4.ADA APA HARI INI ?

Dari dalam negeri, pelaku pasar menaruh fokus pada rilis data Inflasi November dan Manufacturing PMI dimana data tersebut diproyeksikan lebih rendah dari pada periode sebelumnya. Sebagai informasi, Inflasi digunakan oleh Bank Indonesia menjadi tolok ukur dalam mengambil kebijakan monete guna menopang pertumbuhan sektor riil. Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Tradingeconomics, Inflasi November diproyeksikan berada pada 2.9% atau lebih rendah dari periode sebelumnya yang berada pada 3.13% dan Manufacturing PMI November berada pada 47.3 atau lebih rendah dari periode sebelumnya yang berada pada 47.7. Kami melihat rendahnya data Manufacturing PMI dan Inflasi pada bulan kuartal IV dinilai berasal dari siklus bisnis dimana berdasarkan historis dalam 5 tahun terjadinya penurunan dari kinerja Manufacturing PMI dan Inflasi menjelang akhir tahun.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan pada level 5.990 - 6.050,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (02/12/2019).