ANALIS MARKET (18/11/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Melanjutkan Penguatan
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi mengalami kenaikkan harga akhir pekan kemarin (15/11), meskipun penurunan belum cukup rendah.
“Namun kami pikir cukup untuk melanjutkan penguatan ke tingkat yang lebih tinggi daripada kemarin,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (18/11).
Saat ini sudah mulai memasuki minggu ke 3, hitung mundur efektifitas perdagangan bursa pun dimulai. Apalagi ada dukungan dari rebalancing portfolio para investor, tentu hal ini akan membuat pergerakan pasar obligasi menjadi lebih aktif, tentu harapannya demikian. Namun aktif atau tidaknya pergerakan pasar obligasi juga tergantung dari sentiment global.
Adapun sentiment yang menjadi sorotan minggu ini terkait dengan;
1.AMERIKA DAN CHINA KEMBALI MESRA, MESKIPUN HAMBATAN DI DEPAN MATA
Para negosiator Amerika dan China menyampaikan bahwa mereka telah mengadakan diskusi yang sangat konstruktif melalui sambungan telepon pada hari Sabtu kemarin untuk membahas mengenai permasalahan inti dari masing masing pihak terkait dengan kesepakatan tahap pertama yang berlarut larut. Wakil Perdana Menteri China Liu He, yang melakukan pembicaraan dengan Robert Lighthizer telah melakukan diskusi, dan diskusi tersebut dilakukan atas permintaan dari Amerika. Dan hasilnya? Keduabelah pihak sepakat untuk tetap melakukan komunikasi yang sangat erat. Pihak Amerika melakukan panggilan telepon terhadap China setelah sebelumnya Trump mengatakan bahwa pembicaraan kesepakatan dengan China selama fase pertama mulai memasuki tahap akhir. Dan di tahap inilah, masalah yang paling kompleks sekalipun mulai diperdebatkan dan akan didiskusikan. Larry Kudlow mengatakan kepada wartawan pada Kamis malam di Washington bahwa kita siap untuk melakukan lompatan kecil dan tetap berkomunikasi dengan China setiap hari. Namun meskipun kesepakatan itu sudah sangat dekat, belum akan dilakukan eksekusi. Biasanya tahap terakhir dari perjanjian dari sebuah kesepakatan lah yang mungkin akan membuat sebuah kesepakatan menjadi gagal, dan sampai dengan saat ini Trump masih belum secara terbuka menunjukkan persetujuannya terkait dengan penurunan tarif. Keduabelah pihak sebetulnya sudah hampir mencapai kesepakatan 6 bulan lalu, namun Amerika waktu itu sempat menyampaikan bahwa China mundur dari komitmen yang sudah dibuat sebelumnya dan pada akhirnya waktu itu China tidak jadi menandatangani kesepakatan tersebut. Saat ini Amerika dan China telah mengadakan konfrensi video pada level tingkat kerja yang berfokus pada isu isu mulai dari detail dan jadwal pembelian barang barang pertanian seperti daging babi, kedelai, hingga komitment China untuk mengurangi pencurian kekayaan intelektual yang diminta oleh Trump sebelumnya. Atas berita ini, seperti biasalah yang pembaca atau pemirsa tahu, indeks saham Amerika naik ke level tertinggi sepanjang masa. S&P 500 juga naik untuk minggu keenam berturut turut. Dow Jones melewati 28.000 untuk pertama kalinya, dan Nasdaq Composite juga mencapai tertinggi sepanjang masa. Kami berharap bahwa pasar Indonesia juga tertular sentiment positif tersebut. Amerika dan China rujuk kembali dengan mesra, tentu akan membuat pasar global seharusnya menghijau dan mengalami kenaikkan, apalagi Amerika dan China telah mengklaim bahwa mereka semakin dekat untuk mencapai sebuah kesepakatan yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan yang dimana telah memperlambat ekonomi secara global. Too good to be true? Well, let’s pray for that.
2.FED MEMBERIKAN SEBUAH PERINGATAN
Dalam laporannya, The Fed menyampaikan bahwa tingkat suku bunga rendah yang berkelanjutan dapat mengurangi keuntungan Bank di Amerika dan mendorong Bankir masuk ke dalam resiko yang mungkin dapat mengancam stabilitas keuangan Negara. The Fed menyoroti tingkat tekanan yang akan dihadapi oleh bank, Asuransi, dan dapat mengurangi tingkat standar pinjaman. The Fed melanjutkan, jika tingkat suku bunga tetap rendah untuk jangka waktu yang lama, profitabilitas bank, perusahaan asuransi, dan brokerage mungkin bisa berada dibawah tekanan dan hal itu dapat meningkatkan kerentanan untuk sector keuangan terhadap guncangan berikutnya yang mungkin saja dapat terjadi. Powell menyarankan kepada anggota parlemen pada hari kamis bahwa tingkat suku bunga rendah mungkin menjadi bagian yang permanen dalam sebuah lanskap ekonomi. Kami berada di dunia dengan tingkat suku bunga yang jauh lebih rendah. Dan hal itu tampaknya didorong oleh hal hal structural jangka panjang dan tidak ada banyak alasan untuk mengubah hal tersebut. Hal ini dimaksudkan oleh Powell ketika sebelumnya sempat ada keributan yang cukup besar di pasar repo pada bulan September lalu, yang dimana mendorong The Fed untuk memompa cadangan ke dalam system perbankan untuk meningkatkan likuiditas pasar uang kala itu. The Fed telah mengambil sejumlah langkah yang dimulai pada pertengahan September saat itu untuk mempertahankan tingkat dana federal dan kisaran target dan terus memastikan bahwa pasokan cadangan yang ada mencukupi. Atas langkah langkah yang dilakukan oleh The Fed, tekanan di pasar repo kemudian mereda. Dalam laporan The Fed ada yang cukup menarik menurut kami. The Fed juga menyampaikan bahwa pasar future telah menunjukkan likuiditas yang menjadi lebih rapuh dari waktu ke waktu. Dan akan semakin memberatkan ketika volatilitas harga asset menjadi tinggi. Beberapa dealer yang dimintai keterangan oleh The Fed pun menyatakan setuju bahwa likuiditas dalam pasar saham terus menjadi rapuh sejak January 2018. Jika Brexit tanpa kesepakatan, maka akan menyebabkan kesulitan di Lembaga keuangan penting yang sistemik di Eropa, dan itu akan memperbesar transmisi gangguan ekonomi ke Amerika dan system keuangan global. Hal ini yang merupakan sebuah point penting yang disampaikan oleh The Fed dalam laporannya. Maka dari itu, marilah kita lihat bahwa tahun depan, Brexit bisa disepakati dengan sebuah kesepakatan, dan itu merupakan harga mati apabila tidak ingin ada permasalahan ekonomi kedepannya.
“Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume terbatas,” jelas analis Pilarmas.

