ANALIS MARKET (13/11/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi untuk Kembali Mencatatkan Penurunan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada Akhirnya pasar obligasi kembali mencatatkan penurunan kemarin.

Meskipun masih dalam range yang terbatas, namun pada akhirnya pasar obligasi berhasil untuk mencatatkan penurunan, hal ini penting untuk bisa menyiapkan bantalan yang lebih baik lagi untuk pasar obligasi mengalami kenaikkan.

“Kita tentu berharap bahwa pasar obligasi cukup konsisten dengan penurunan yang terjadi, agar kenaikkan harga berikutnya bisa lebih terkonfirmasi. Lelang yang diadakan kemarin pun boleh kita katakan cukup meriah. Dengan diserapnya lelang senilai Rp 8 T, yang dimana serapan ini diatas dari target indikatifnya. Tentu hal ini merupakan sesuatu yang baik, meskipun kami melihat bahwa obligasi jangka panjang PBS 22 tidak berhasil dimenangkan secuil pun. Cukup kecewa memang, namun apa daya,” ungkap analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (13/11/2019).

Adapun sentiment yang menjadi sorotan pelaku pasar hari ini, yaitu;

1.TRUMP BERKICAU DI ECONOMIC CLUB NEW YORK

Presiden Trump dalam pidatonya di Economic Club pada hari Selasa kemarin mengatakan sejak masuknya China pada World Trade Organization tahun 2001, tidak ada yang bisa memanipulasi atau mengambil keuntungan lebih banyak dari Amerika Serikat. Trump menambahkan, saya tidak akan menambahkan kata “curang”, namun tidak ada yang lebih dari China untuk melakukan itu, itu yang saya ingin katakan. Pernyataan Trump ini sebetulnya cukup berbahaya menurut kami, ditengah tengah mulai hangatnya hubungan antara Amerika dan China, hal ini dapat meningkatkan ketegangan kembali antara kedua Negara tersebut. Namun demikian, mungkin sudah bukan rahasia umum bahwa Trump senang melakukan hal hal seperti ini. Sejauh ini rincian dari kesepakatan fase pertama juga masih belum jelas, dengan point point bahwa Amerika mendorong China untuk membuka pasar lebih terbuka dan tentunya penghapusan kekayaan intelektual, sementara China mendorong Amerika untuk menurunkan tarif sekitar $250 miliar yang telah dimulai sebelumnya. Trump juga tidak lupa menaruh bumbu manis dalam sindirannya terhadap China bahwa Trump tetap menyalahkan pemimpin sebelumnya yang telah menegosiasikan kesepakatan perdagangan sebelumnya yang dimana kesepakatan tersebut mungkin saja hasil dari manipulasi perjanjian, dengan impact yang merugikan pekerja Amerika, terutama yang berada dalam industry Manufacture. Sebelumnya saya pernah berkata bahwa kesepakatan dagang antara Amerika dan China mungkin saja tidak berjalan dengan baik, tapi saya tidak menyalahkan China. Namun pada akhirnya saya menyalahkan China dan ternyata bahwa memang itu kenyataannya. Trump juga tidak hanya menyindir China kemarin dalam pidatonya. Trump juga mengatakan bahwa Uni Eropa juga tidak adil untuk perihal perdagangannya. Cukup banyak Negara yang memberikan tarif luar biasa kepada Amerika atau menciptakan hambatan dalam membuat kesepakatan perdagangan menjadi mustahil. Dan saya akan jujur, bahwa Uni Eropa dalam beberapa hal ternyata lebih buruk dari China. Tidak hanya China dan Uni Eropa yang terkena sindirian maut Trump, ternyata The Fed juga kena kepretan dari Trump. Trump mengkritik The Fed bahwa The Fed ragu untuk menurunkan tingkat suku bunga dan Trump menyalahkan Bank Sentral Amerika karena telah membatasi keuntungan dalam ekonomi Amerika dan pasar saham. Menurut Trump, sejak dirinya terpilih menjadi Presiden Amerika, S&P 500 telah naik lebih dari 45%, Dow Jones Industrial Average telah naik lebih dari 50%, dan Nasdaq Composite telah naik 60%. Namun kenaikkan itu bisa saja terjadi lebih tinggi apabila The Fed mau memangkas tingkat suku bunga. Jikalau saja The Fed memangkas tingkat suku bunganya dalam arti membantu Trump dalam membangun perekonomian, maka indeks indeks tadi akan naik 25% lagi dari angka sebelumnya. Dan saya jamin itu!. Trump hanya berharap bahwa The Fed harus terus memangkas tingkat suku bunga global agar dapat membuat Amerika lebih kompetitif di pasar global. Amerika telah aktif untuk bersaing dengan Negara Negara yang secara terbuka memotong tingkat suku bunganya. Tidak lupa, Trump juga kembali menyalahkan The Fed akibat volatilitas yang terjadi di pasar saham, dan merusak pertimbangan perdagangan dengan Beijing.

2.AMERIKA MENEKAN WORLD TRADE ORGANIZATION!

Pemerintahan Trump terus meningkatkan tekanan terhadap WTO, dengan meningkatkan kemungkinan untuk memblokir anggaran 2 tahunan dan secara efektif menghentikan kontribusi Amerika mulai tahun depan. Dalam pertemuan regular Komite Anggaran WTO di Jenewa pada hari Selasa kemarin, delegasi Amerika menyatakan keprihatinnya tentang pembayaran organisasi kepada badan banding, yang dimana menurut Pemerintahan Trump telah melampaui mandatnya. Amerika juga menyatakan keprihatinannya terhadap proxy dispute settlement system yang akhir akhir ini telah diperjuangkan oleh Uni Eropa, Kanada, dan Norwegia. Keputusan WTO harus dibuat secara consensus diantara 164 anggota, dan manuver pemblokiran Amerika akan mengancam berfungsinya WTO yang selama ini bertanggungjawab untuk mengawasi peraturan perdagangan global. Para anggota memiliki waktu hingga 31 December 2019 untuk menyusun dan menyesuaikan anggaran untuk tahun 2020 dan 2021, dan pembahasan akan dilanjutkan Selasa depan. Jika Amerika secara sepihak tidak memberikan anggaran tersebut, hal ini dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan dan fungsi WTO. Tidak hanya itu saja, hal tersebut juga akan menyebabkan Negara Negara tersebut tidak lagi bergantung kepada WTO untuk menyelesaikan kesepakatan ditengah pertikaian yang kian meningkat. Amerika secara jelas juga menyalahkan WTO karena telah membiarkan China tumbuh menjadi kekuatan ekonomi saingan bagi Amerika selama 2 decade terakhir dengan merendahkan peraturan. Padahal menurut sumbangan anggaran untuk WTO, sejauh ini Amerika telah menyumbang lebih banyak dari pada Negara lain yaitu sebesar $22.8 juta pada tahun 2019. Diikuti dengan China, Germany, Japan, dan France. Tapi kami melihat kembali lagi, WTO bukanlah Lembaga yang siapa penyumbang lebih banyak akan lebih banyak mendapatkan fasilitas. Tentu hal ini tidak mencerminkan WTO sebenarnya. Sumbangan terkait dengan anggaran WTO hanya untuk memastikan bahwa WTO menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Lembaga Perdagangan Dunia, bukan sebagai alat dari suatu negara. Robert Lighthizer beserta kritikus lainnya mengatakan bahwa penyelesaian sengketa WTO telah mengancam kedaulatan Amerika dan telah menyimpang dari mandatnya. Amerika juga berencana untuk menyampaikan pernyataannya tentang keprihatinan sistemik mengenai kompensasi anggota badan banding pada pertemuan yang akan dihelat 22 November nanti. Hal ini ditujukan terhadap Badan Penyelesaian Sengketa WTO, kami melihat mungkin saja ini ada hubungannya dengan dimenangkannya sengketa China terhadap Amerika terkait dengan perang dagang beberapa waktu yang lalu.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, kami merekomendasikan jual hari ini dengan volume terbatas,” sebut analis Pilarmas.