ANALIS MARKET (31/10/2019) : Pasar Obligasi Masih Rawan Terjadi Koreksi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi masih terus mencatatkan kenaikan, khususnya pada obligasi tenor panjang.

Dengan sentiment yang terjaga di area positif, membuat para pelaku pasar dan investor yakin akan prospek ekonomi Indonesia secara jangka Panjang.

Namun demikian, obligasi berdurasi jangka pendek saat ini sedang mengalami penurunan akibat perpindahaan durasi yang dilakukan oleh para pelaku pasar dan investor.

Sejauh ini, situasi dan kondisi ekonomi yang terjadi saat ini mendukung perpindahaan portfolio tersebut.

Namun tetap harus hati hati, karena pasar obligasi terus mengalami kenaikkan berdasarkan sentiment, meskipun secara teknikal Analisa seharusnya pasar obligasi mengalami penurunan.

Hal ini yang membuat pasar obligasi rawan koreksi, oleh sebab itu kehati hatiaan merupakan hal yang baik saat ini, jangan sampai membeli lalu pasar obligasi mengalami penurunan.

Adapun sentiment yang menjadi sorotan pelaku pasar diperdagangan Kamis (31/10) pagi ini akan dimulai dari;

1.Wow.. The Fed,…….

Pada akhirnya, penantian itu tiba. Pejabat The Fed semalam telah mengurangi tingkat suku bunga sebesar 25 bps. Pemotongan ini merupakan yang ke 3 kalinya yang telah dilakukan oleh The Fed, ketika Bank Sentral di seluruh dunia juga terus melonggarkan kebijakan moneternya. Dan pemotongan ini sesuai dengan yang disampaikan oleh The Fed sebelumnya, bahwa The Fed akan melakukan pemotongan lebih lanjut sesuai dengan data dan prospek ekonomi yang berubah secara material. Sebelumnya The Fed juga sudah berjanji untuk berusaha mempertahankan fase ekspansinya serta terus memperhatikan data ekonomi yang masuk, dan sebagai hasilnya The Fed memangkas tingkat suku bunganya kemarin. Powell mengatakan bahwa kebijakan moneter saat ini telah berada di tempat yang baik. Kami juga melihat sikap kebijakan saat ini sepertinya akan tetap sesuai dengan informasi yang masuk mengenai ekonomi secara luas serta konsisten dengan pandangan kami. Tidak hanya itu saja, The Fed juga menyampaikan bahwa ketegangan perdagangan antara Amerika dan China semakin membaik, begitu pun dengan proses Brexit. Meskipun menurut kami proses Brexit sebagai sesuatu yang membosankan karena tidak memiliki titik akhir yang jelas. Dalam pernyataannya, The Fed juga tampaknya akan menunda pemotongan The Fed untuk berikutnya, sehingga terdengar bahwa pemotongan di bulan October 2019 ini merupakan pemotongan yang terakhir tahun ini. Yaa, tapi kita tidak pernah tahu bagaimana dengan data yang muncul dalam beberapa bulan ke depan hingga December 2019 nanti. Kami juga melihat bahwa fokusnya The Fed tidak berubah yaitu masih melihat pergerakan inflasi, karena The Fed masih terus berharap bagi inflasi untuk bisa naik ke target yang ditetapkan yaitu 2%. Powell juga menambahkan bahwa kami memiliki ekonomi yang dimana konsumen terus mendorong tingkat pertumbuhan. Secara keseluruhan kami melihat bahwa ekonomi Amerika masih tangguh menghadapi angin yang bertiup tahun ini. Bahkan sebelum pengumuman, Department Perdagangan menyampaikan bahwa ekonomi tumbuh di 1.9%, lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya yang berkisar di 1.6%. Tentu hal ini merupakan bonus kejutan tambahan selain pemangkasan tingkat suku bunga The Fed. Namun kami melihat, hampir sama dengan dua pemangkasan yang terakhir, Presiden Fed Kansas City Esther George dan Presiden Fed Boston Eric Rosengren memiliki pendapat yang berbeda terkait dengan pemotongan tersebut. Mereka lebih memilih untuk mempertahankan tingkat suku bunganya. Namun sejauh ini kami menilai bahwa pertumbuhan ekonomi yang masih positif, pengangguran yang rendah dalam kurun waktu 50 tahun, serta pasar tenaga kerja yang kuat menjadi salah satu bekal penting bagi The Fed untuk optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika, meskipun inflasi masih belum tercapai.

2.Kesepakatan Amerika dan China Batal! Benarkah? Batal tapi bukan dikarenakan Amerika dan China. Namun lebih kepada dari pihak Chili yang membatalkan pertemuan KTT Ekonomi Asia Pacific yang akan di helat di Chili pada pertengahan bulan November 2019. Ditengah tengah demonstran yang terjadi di Chili, aksi siaga terus dilakukan oleh Pemerintah Chili. Padahal Amerika dan China sedang mengalami kemesraan yang tidak pernah ada sebelumnya. Sejauh ini, masih belum jelas apakah Amerika dan China akan mencari tempat pengganti untuk pertemuan Amerika dan China. Dari pihak KTT sendiri masih belum terlihat untuk mengadakan acara tersebut di tempat lain. Sejauh ini dari masing masing pihak, baik Amerika dan China masih terus mencari lokasi lain sebagai tempat penandatangan kesepakatan tahap pertama. Juru bicara White House hanya mengatakan bahwa mereka secepatnya akan memberitahu kita tempat penandatangan tersebut. Mungkinkah ini pertanda bahwa perjanjian tersebut akan dibatalkan? Kami berharap tidak demikian. Karena ini merupakan peristiwa bersejarah yang dibutuhkan waktu 12 bulan lebih lamanya bagi Amerika dan China untuk mendapatkan kesepakatan pertama. Dengan adanya pembatalan ini kami melihat bahwa ketidakpastian masih menggantung, karena penandatanganan tidak juga segera dilaksanakan. Kami hanya khawatir semakin lama ada penundaan, semakin tinggi tingkat ketidakpastian, dan apapun bisa saja terjadi. Mungkin saja ini semua hanya menjadi pepesan kosong kembali. Namun tentu kita berharap yang terbaik, agar sekiranya kesepakatan ini bisa diselesaikan setidaknya sampai dengan tahap pertama dalam waktu yang sesingkat singkatnya.

“Lagi lagi kami masih merekomendasikan wait and see hari ini dengan cenderung beli dengan volume kecil. Hati hati, kita masih dalam posisi rawan koreksi,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (31/10/2019).