ANALIS MARKET (29/10/2019) : Pasar Obligasi Bergerak Cenderung Flat

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi mulai mengalami konsolidasi, situasi dan kondisi dimana pasar obligasi bergerak flat.

Pergerakan pasar obligasi sampai hari ini murni masih digerakan oleh sentiment fundamental, khususnya terkait dengan pemangkasan tingkat suku bunga The Fed.

Penurunan harga obligasi juga masih terus dijaga oleh capital inflow yang masuk, pelan tapi pasti porsi asing dalam kepemilikkan obligasi terus meningkat.

Fokus selanjutnya tentu saja menanti FOMC meeting akhir bulan nanti, karena pertemuan FOMC akan menjadi titik balik pergerakan obligasi selanjutnya.

Adapun sentiment yang menjadi sorotan pelaku pasar Selasa (29/10) pagi ini akan dimulai dari;

1.Inggris Menolak Untuk Mengadakan Pemilihan pada tanggal 12 December

Anggota parlement di Inggris telah menolak permintaan Pemerintah untuk mengadakan pemilihan umum pada tanggal 12 December nanti. DPR akan memberikan suaranya pada hari Senin, dengan membahas apakah Inggris akan menyetujui perpanjangan waktu dari proses Brexit? Untuk mendapatkan perpanjangan waktu, Johnson membutuhkan dukungan dari partai oposisi, seperti Partai Nasional Skotlandia dan Demokrat. Namun Partai terbesar kedua di Parlement, Partai Buruh dan pemimpinnya Jeremy Corbyn sebelumnya telah mengatakan bahwa mereka tidak akan mendukung pemilihan kembali kecuali Brexit yang terjadi tanpa adanya kesepakatan telah di hapus. Senin pagi Uni Eropa telah memberikan perpanjangan kembali untuk keanggotaan blok perdagangan Inggris. Lagi lagi perpanjangan ini hanya memberikan ketidakpastian bagi perekonomian global, dan tenggat waktu tersebut berlaku hingga 31 January 2020. Tenggat waktu ini diberikan agar Inggris dapat meninggalkan blok dengan kesepakatan. Namun kami sendiri tidak pernah mengetahui entah sampai kapan proses ini akan berlangsung apabila ternyata memang tidak bisa, seharusnya ada deadline yang disepekati bersama, agar tidak terus menerus mengulur waktu sepeti ini.

2.Nancy Pelosi Ketua DPR Amerika Akan Melakukan Pemungutan Suara Pertama untuk Mendukung Penyelidikan Pemakzulan Trump

Nancy mengatakan bahwa langkah ini diambil untuk menghilangkan keraguan apakah Pemerintahan Trump dapat terus menahan document yang dibutuhkan, mencegah pemanggilan saksi, dan mengabaikan pemanggilan oleh pengadilan atau terus menghalangi Dewan Perwakilan Rakyat dalam bekerja. 3 Komite DPR telah mengadakan siding tertutup selama berminggu minggu untuk mengumpulkan informasi dari para saksi tentang tekanan yang dilakukan oleh Trump dan rekan rekannya kepada pemimpin Ukraina untuk menyelidiki Joe Biden, kandidat Presiden dari Partai Demokrat.

3.S&P 500 Mencapai Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Luar biasa, S&P 500 yang dibuka terus mencapai rekor tertinggi pada hari Senin, dengan naik lebih dari 20% tahun ini. Dari Perusahaan Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan, hanya 32 Perusahaan yang mengalami perlambatan. Resesi merupakan salah satu kata yang sering diucapkan atau sering di perdengarkan dalam beberapa minggu terakhir. Meskipun kami juga meyakini bahwa ekonomi sedang dalam proses melambat, bukan resesi. Beberapa CEO dari S&P juga menyampaikan bahwa mereka tidak melihat indikasi resesi. Mereka berfikir bahwa ekonomi Amerika dan Konsumen sedang berada dalam kondisi yang cukup baik. Sejauh ini kami melihat beberapa komentar CEO mengungkapkan nada yang lebih optimis terhadap pasar, bahkan mereka siap untuk menatap 2020 dengan harapan yang lebih baik. Narasi ekonomi mengenai resesi telah bergeser menjadi pertumbuhan yang lebih lambat namun stabil. Tentu bukan berarti kita menutup mata terkait potensi resesi yang terjadi, namun kami lebih memilih untuk tetap optimis namun realistis.

“Kami masih merekomendasikan wait and see hari ini. Pasar obligasi masih berupaya untuk mengalami kenaikkan dengan mengandalkan sentimen, dan sentimen yang ditunggu dalam waktu dekat adalah pertemuan FOMC. Selama pergerakan obligasi tidak melebihi 65 bps, maka pasar obligasi akan cenderung flat,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (29/10/2019).