ANALIS MARKET (02/0/2019) : IHSG Berpeluang Melemah dan Ditradingkan Pada Level 6.080 – 6.174

Foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa 01/10/2019 IHSG ditutup melemah 30 poin atau 0.50% ke level 6.138.

Sektor industri infrastruktur, pertambangan, keuangan, aneka industri bergerak negatif menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar 607 miliar rupiah.

Adapun sentimen yang menjadi sorotan pelaku pasar hari ini, antara lain;

1.Data Amerika yang bervariatif membuat pasar bereaksi negative

Ditengah tengah berita simpang siur terkait dengan pembatasan investasi Amerika terhadap China, tak dinyana ISM atau Institute for Suppy Management factory indeks jatuh. Kejatuhannya indeks ini merupakan yang terburuk dalam kurun 1 decade terakhir. Akibat penurunan ISM Manufacturing, pasar saham di Amerika juga tergelincir karena hal ini dibawah ekspektasi. Data ini memberikan indikasi ada kemungkinan bahwa hal ini akan merambat dari sector manufacture ke sector jasa. Apabila ternyata pelemahan ini menyebar ke sector yang lain, maka hal ini akan semakin membuktikan dan meningkatkan potensi resesi yang akan terjadi tahun depan kian nyata. Tidak lama setelah laporan ISM Manufacturing yang mengalami penurunan, lagi lagi Trump kembali menyerang Powell dengan mengatakan bahwa Jay Powell dan The Fed telah membiarkan Dollar menjadi sangat kuat terhadap semua mata uang lainnya, sehingga produsen mendapatkan pengaruh buruk dari hal tersebut. Fed Rate masih terlalu tinggi. Ini serangan untuk kesekian kalinya terhadap The Fed dari Trump. Meskipun demikian, sesuai yang disampaikan The Fed sebelumnya bahwa, tahun ini setelah pemotongan tingkat suku bunga kemarin, tidak akan ada lagi pemotongan berikutnya. Namun apapun bisa saja terjadi, apabila ternyata data ekonomi Amerika yang keluar berikutnya menunjukkan penurunan yang lebih besar. Saat ini kami melihat bahwa ekonomi Amerika mulai kehilangan kecepatannya, dan seberapa besar ekonomi Amerika masih dapat berjalan untuk menghindari resesi yang kian terjadi. Dan ketika ekonomi Amerika melambat, stimulus dalam bentuk fiscal dan moneter akan dapat memberikan dorongan ekonomi apabila digunakan pada waktu yang tepat. Impact : High, Respond : Negative

2.White house mengirimkan memo terhadap semua pejabat untuk mempelajari dan mengevaluasi dampak dari delisting perusahaan China di Amerika

Meskipun sebelumnya para pejabat mengatakan bahwa itu semua merupakan berita palsu, namun dari CNBC mengatakan bahwa mereka melihat memo tersebut. Isi memo tersebut tidak membuat rekomendasi, namun lebih kepada memberikan alasan mengapa batas investasi harus dilakukan. Memo tersebut juga mengatur pertemuan dengan Komite Koordinasi Kebijakan yang mencakup anggota Lembaga Pemerintah terkait dengan unit divisi White House. Dalam isi memo tersebut juga digambarkan bahwa ada pertemuan dengan rentang antara 30 September - 4 October. Tampaknya White House telah melakukan pertimbangan untuk melakukan proses batas investasi tersebut. Namun kami melihat bahwa impact yang akan terjadi mungkin akan sangat besar, dan proses tersebut mungkin akan menjadi senjata apabila mungkin pada pertemuan antara Amerika dan China yang berlangsung pada tanggal 10 – 11 October tidak berjalan dengan baik.

3.Ulang tahun China yang ke 70, menjadi sebuah pembuktian China akan menjadi lebih baik.

Presiden Xi Jinping pada pidatonya mengatakan bahwa tidak ada kekuatan yang mampu menghentikan China. Xi juga menyerukan stabilitas di Hong Kong, persatuan etnis China, dan persatuan Negara. Xi mengatakan bahwa China akan terus maju dan menjadi besar, tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan bangsa China. Namun disatu sisi dalam acara perayaan tersebut, Hongkong justru kembali membara. Para demonstran terus berunjuk rasa. Acara kembang api pun dibatalkan. Tidak hanya itu saja, untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 4 bulan demonstran tersebut, polisi menembak seorang dari demonstran tersebut.

4.Rilis data IHK bulan September mencatatkan deflasi.

Dari dalam negeri, kemarin BPS merilis data IHK untuk bulan September yang mencatatkan deflasi sebesar 0,27%, hal ini disebabkan oleh harga pangan dan bahan pokok daging ayam serta cabai yang memberikan kontribusi terhadap deflasi, namun kami berpandangan meskipun terjadi deflasi tampaknya belum menunjukan adanya penurunan daya beli masyarakat hal terlihat dengan inflasi inti yang mana pada bulan September sebesar 3,32% secara YoY yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan 3,30%.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 6.080 – 6.174,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (02/10/2019).