Volume SBN Diperdagangan Jumat Lalu Senilai Rp14,10 Triliun dari 35 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin (21/9), tercatat senilai Rp14,10 triliun dari 35 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan perdagangan volume seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,77 triliun.

Dalam laporan riset yang dirilis Senin (24/9/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0072 masih menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,44 triliun dari 94 kali transaksi di harga rata - rata 97,89% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp1,70 triliun dari 39 kali transaksi di harga rata - rata 90,70%.

Sementara itu, Project Based Sukuk seri PBS015 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp438 miliar dari 12 kali transaksi di harga rata - rata 87,98% dan diikuti oleh perdagangan PBS013 senilai Rp112,92 miliar dari satu kali transaksi di harga 99,50%.

Adapun dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan pada akhir pekan kemarin senilai Rp930,75 miliar dari 39 seri yang diperdagangkan.

Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri A (SIBMTR01ACN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp300 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,16% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank II Tahap VII Tahun 2016 Seri B (BEXI02BCN7) senilai Rp200 miliar dari dua kali transaksi di harga rata - rata 100,54%.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada akhir pekan kemarin ditutup menguat sebesar 32,50 pts (0,22%) di level 14816,50 per Dollar Amerika.

Bergerak menguat di sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14800,00 hingga 14837,50 per Dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang juga terlihat mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika.

Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional, yaitu sebesar 0,45% dan diikuti oleh mata uang Dollar Hong Kong (HKD) sebesar 0,40% dan Dollar Taiwan (TWD) sebesar 0,28%. Adapun mata uang regional yang mengalami pelemahan adalah Yen Jepang (JPY), dengan mengalami pelemahan sebesar 0,22%.

Sementara itu, dalam sepekan terakhir, pergerakan nilai tukar mata uang regional cukup bervariasi, dimana Dollar Singapura (SGD) memimpin penguatan mata uang regional sebesar 0,79% yang diikuti oleh mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,58% dan Dollar Hong Kong sebesar 0,46%.Sedangkan mata uang Yen Jepang memimpin pelemahan mata uang regional dalam sepekan, yaitu sebesar 0,60% dan diikuiti oleh Rupee India (INR) sebesar 0,50%.

Adapun dari perdagangan surat utang global, imbal hasil surat utang global bergerak bervariasi jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 3,067% tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya dan tenor 30 tahun ditutup pada level 3,203%.

Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun masing - masing ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,461% dan 1,557%.