Volume SBN Diperdagangan Senin Senilai Rp12,23 Triliun dari 36 Seri

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (17/9), menunjukkan adanya peningkatan, yaitu senilai Rp12,23 triliun dari 36 seri Surat Berharga Negara dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,13 triliun.
Dalam laporan riset yang dirilis Selasa (18/9/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,52 triliun dari 33 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 90,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp983,0 miliar dari 37 kali transaksi di harga rata - rata 84,97%.
Adapun Sukuk Negara Ritel seri SR010 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,18 triliun dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 96,00% dan diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS005 senilai Rp507,58 miliar dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 97,09%.
Dari perdagangan obligasi korporasi, jelas I Made, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,72 triliun dari 38 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap II Tahun 2018 Seri A (BEXI04ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp500 miliar dari 24 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Indomobil Finance Tahap III Tahun 2018 Seri B (IMFI03BCN3) senilai Rp272 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,35%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin ditutup pada level 14880,00 per Dollar Amerika, mengalami penurunan sebesar 73,50 pts (0,50%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.
Bergerak pada kisaran 14862,80 hingga 14915,00 per Dollar Amerika, nilai tukar rupiah terlihat mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan seiring dengan penguatan mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang regional.
Mata unag Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap Dollar Amerika dengan mengalami pelemahan sebesar 0,98% dan diikuti oleh mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,80%.
Adapun pelemahan mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika semakin diperparah dengan data defisitneraca perdagangan di bulan Agustus 2018 yang lebih besar dari perkiraan.
Sementara itu, dari perdagangan surat utang global, pergerakan imbal hasilnya juga terlihat bervariasi. Imbal hasil dari US Terasury dengan tenor 10 tahun ditutup dengan sedikit mengalami penurunan di level 2,981% dengan tenor 30 tahun ditutup pada level 3,124%.
Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman ditutup naik pada level 0,462% begitu pula dengan imbal hasil surat utang Inggris yang ditutup dengan kenaikan di level 1,535%.
Sedangkan imbal hasil surat utang India ditutup turun di level 8,106% begitu pula dengan imbal hasil surat utang Malaysia yang ditutup turun di level 4,090%.