ANALIS MARKET (28/8/2018) : Ada Lelang, Pasar Obligasi Diperkirakan Bergerak Bervariasi
Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan bergerak bervariasi, mengingat akan hadirnya lelang yang diadakan Pemerintah hari ini.
Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, hasil akhir dari lelang nanti, tentu akan mempengaruhi pergerakan obligasi sehingga pasar akan cenderung terfokus kesana.
“Dengan seri yang diperdagangkan merupakan semua obligasi acuan, kami memperkirakan total penawaran yang masuk berkisar 30 – 35 T,” ujar Nico kepada Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (28/8/2018).
Dijelaskan, permintaan imbal hasil yang terlalu tinggi berpotensi tidak akan diserap sepenuhnya oleh Pemerintah. Bank Indonesia kemarin menyampaikan bahwa, pemilihan Presiden yang akan datang, tidak akan mencegah Bank Indonesia untuk terus menaikkan tingkat suku bunga apabila diperlukan. Bank Indonesia akan bersifat independen dan setiap tindakan kebijakan di masa depan akan ditentukan oleh data ekonomi.
“Mereka juga menyampaikan bahwa masih ada ruang untuk menaikkan tingkat suku bunga, karena tekanan global masih ada,” jelas Nico.
Bank Indonesia sendiri melihat potensi kenaikkan Fed Rate pada tahun ini masih 2 kali, dan akan 2 kali lagi tahun depan. Sejauh ini, Bank Indonesia telah menggunakan cadangan devisa lebih dari 10% untuk melakukan intervensi penurunan mata uang Rupiah. Bank Indonesia ingin Rupiah dapat terdepresiasi secara bertahap sepanjang nilai Rupiah masih sejalan dengan nilai Fundamentalnya.
“Kami melihat Bank Indonesia hampir selalu mengingatkan bahwa Bank indonesia terus hadir dipasar untuk menjaga kepercayaan pasar. Kami merekomendasikan hold hari ini, ikuti lelang, pilihlah obligasi jangka pendek dan panjang,” terang Nico.
Sebelumnya, diperdagangan kemarin (27/8), total transaksi dan frekuensi turun dibandingkan hari sebelumnya ditengah bervariasinya harga serta penantian lelang yang diadakan hari ini.
Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 3 – 5 tahun, diikuti dengan < 1 tahun dan 15 – 20 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga yang berdurasi 20 tahun.
“Minimnya aktivitas transaksi kemarin, membuat pasar obligasi terlihat tidak bergerak kemana mana, kombinasi transaksi obligasi berdurasi jangka pendek dan panjang terlihat guna mempersiapkan kenaikkan Fed Rate pada bulan depan,” tandas Nico.

