Semester I 2018, Total Portofolio Kredit dan Trade Finance Bank Danamon Tumbuh 4% Menjadi Rp 133,9 Triliun

foto : istimewa
foto : istimewa

Pasardana.id - Laporan keuangan Semester I 2018 Bank Danamon menunjukkan hasil positif. Upaya diversifikasi mesin pertumbuhan Bank menghasilkan konsistensi peningkatan kinerja pada segmen UKM, consumer mortgage, serta pembiayaan kendaraan bermotor. Struktur pendanaan Bank juga membaik seperti yang ditunjukkan oleh pertumbuhan Giro dan Tabungan (CASA).

Dalam paparannya, Satinder Ahluwalia, Chief Financial Officer dan Direktur Bank Danamon menyebutkan, total portofolio kredit dan trade finance Bank Danamon tumbuh 4% menjadi Rp 133,9 triliun pada semester pertama tahun ini, dibandingkan setahun sebelumnya (2017) yang tercatat sebesar Rp 128,3 triliun.

Menurut Satinder Ahluwalia, pada semester I 2018, portofolio kredit Bank Danamon terus bergeser menuju segmen non-mass market.

“Kredit pada segmen Perbankan UKM tumbuh 14% menjadi Rp 30,4 triliun. Sementara kredit Consumer Mortgage atau KPR tumbuh 40% menjadi Rp 6,9 triliun,” jelasnya di Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Ditambahkan, dalam hal pembiayaan kendaraan bermotor, total pembiayaan Adira Finance adalah sebesar Rp 48,1 triliun atau tumbuh 8% dibandingkan setahun sebelumnya. 

“Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 14% untuk roda dua dan 26% untuk roda empat secara setahunan. Pertumbuhan positif ini kontras dengan kondisi pada semester pertama tahun 2017, dimana pembiayaan baru untuk kendaraan roda dua turun 5% dan roda empat hanya tumbuh 3%,” terangnya lagi.

Di luar pembiayaan mikro, lanjut dia, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 8% menjadi Rp 129,4 triliun dibandingkan setahun sebelumnya (2017).

Sementara itu, giro dan tabungan (keduanya disingkat CASA) naik 9% menjadi Rp 50,9 triliun. Sedangkan rasio CASA membaik menjadi 48,2% dari 44,3% di periode yang sama pada tahun sebelumnya karena peningkatan rekening tabungan yang bersifat granular.

“Deposito tercatat turun 7% menjadi Rp 54,5 triliun, dimana Bank Danamon melakukan pelepasan dana mahal. Struktur pendanaan yang lebih baik ini menghasilkan biaya dana (cost of fund) yang lebih rendah serta membangun fondasi yang baik untuk pertumbuhan kedepannya,” jelasnya lagi.

Lebih lanjut diungkapkan, rasio kredit terhadap total pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) terkelola dengan baik pada tingkat 94,1%.

Adapun dalam hal rasio kecukupan modal Bank Danamon (capital adequacy ratio atau CAR), tetap menjadi salah satu yang terbaik di antara bank-bank dikelompoknya.

“CAR konsolidasian berada pada posisi 21,7%, sementara CAR bank only tercatat sebesar 22,5%,” ujar dia.

Sedangkan untuk pendapatan biaya atau fee income (tidak termasuk credit related fee) Bank Danamon, tercatat pada Rp 609 miliar atau tumbuh sebesar 8% secara setahunan.

Menurut Satinder Ahluwalia, pertumbuhan ini didukung oleh kontribusi net underwriting profit Adira Insurance yang tumbuh 19% menjadi Rp 299 miliar. Sementara fee income Bancassurance tumbuh 4% menjadi Rp 166 miliar.

Ditambahkan, Bank Danamon terus menjaga kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin.

Lebih rinci disebutkan, Kredit Dalam Perhatian Khusus membaik 240 bps menjadi 11,8% dari 14,2% setahun sebelumnya. Adapun rasio kredit bermasalah (non-performing loans atau NPL) Bank Danamon tercatat pada 3,3% pada semester pertama tahun 2018.

“Rasio Biaya Kredit (cost of credit ratio) stabil pada tingkat 2,6%, sementara kredit yang direstrukturisasi terus menurun,” tandasnya.