Indeks Nikkei Naik 0,51 Persen

foto: istimewa

Pasardana.id - Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo, Jepang, naik 113,49 poin, atau sekitar 0,51 persen, pada Selasa (24/7/2018), menjadi 22.510,48. Indeks Topix menguat 0,47 persen menjadi 1.746,86, dari 33 sub indeks Topix, 27 berakhir di teritori positif.

Setelah sempat anjlok pada sesi sebelumnya, indeks Nikkei mengalami rebound hari ini setelah reli yen terhenti sehingga saham perusahaan yang berorientasi ekspor mengalami penguatan. Nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap yen berada di kisaran 111,30 yen per dolar AS.

“Setelah sempat anjlok, pasar saham mengalami rebound dipicu terhentinya reli yen,” ungkap Hiroki Takashi, chief strategist Monex Group, seperti dikutip Reuters.

“Namun rebound yang berlangsung tidak berlangsung maksimal karena pasar masih menyimpan kekhawatiran. Kestabilan kondisi akan kembali ketika desas-desus tentang BOJ memudar, dengan bank sentral Jepang tersebut telah menunjukkan kesiapan untuk menahan imbal hasil obligasi melalui operasi pembelian JGB khusus, dan memungkinkan yen untuk stabil pada gilirannya,” jelas Takashi.

Saham perusahaan yang berorientasi ekspor seperti Honda Motor Company, Fanuc Corporation, dan DMG Mori Company masing-masing melambung 1,23 persen, 3,78 persen, dan 2,67 persen.

Saham Showa Shell Sekiyu melonjak 2,03 persen setelah anak perusahaan perusahaan minyak Royal Dutch Shell di Jepang tersebut meningkatkan perkiraan perolehan laba bersih untuk semester I 2018 menjadi 46 miliar yen, atau sekitar US$413,26 juta, dari sebelumnya hanya 26 miliar yen.

Saham perusahaan produsen alat survei Ono Sokki melambung 6,01 persen setelah meningkatkan perkiraan laba operasional untuk periode setahun sampai Desember 2018 menjadi 1,05 miliar yen dari sebelumnya hanya 900 juta yen.

Saham perusahaan produsen penyejuk ruangan Fujitsu General dan Daikin Industries masing-masing melonjak 1,27 persen dan 2,47 persen berkat lonjakan permintaan AC akibat gelombang panas yang melanda Jepang.

Di sisi lain, saham KOA Corporation anjlok 9,95 persen setelah laba operasiona perusahaan produsen komponen elektronik tersebut turun 3,4 persen pada kuartal II 2018 menjadi 1,18 miliar yen akibat biaya personel dan biaya depresiasi.