Lunasi Utang Rp150 Miliar, Gihon Telekomunikasi Lepas 200 Juta Saham Baru

Pasardana.id - PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk tengah menawarkan 200 juta saham baru atau setara 33,49% dari modal ditempatkan dan disetor melalui mekanisme penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), dengan harga penawaran Rp1.100 hingga Rp1.300 perlembar saham.
Direktur Utama PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk, Rudolf P Nainggolan mengatakan, dana hasil IPO tersebut akan digunakan sebagian besar untuk pelunasan utang perseroan pada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), belanja modal dan modal kerja operasional.
“Dengan pelunasan utang itu maka perusahaan berpotensi membukukan pertumbuhan yang signifikan,†kata Rudolf di Jakarta, Jumat (2/3/2019).
Lebih rincinya, Direktur Keuangan PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk, Monika Ferolina mengatakan, dari IPO tersebut perseroan akan meraup dana Rp220 miliar hingga Rp260 miliar. Selanjutnya, 74% dari dana tersebut atau Rp150 akan digunakan untuk melunasi utang pada PT Bank Mandiri.
“Dengan demikian utang kami sudah lunas,“ ujar dia.
Monika melanjutkan, 23% dari dana IPO atau Rp40 miliar akan digunakan untuk membangun 67 menara telekomunikasi di daerah Sumatera Utara dan Sulawesi Utara pada tahun ini. Sehingga jumlah menara telekomunikasi milik perseron akan mencapai 510 dengan ratio tenansi 1,2.
“Biaya pembangunan menara kisaran Rp800 juta hingga Rp1 miliar dan jika dana IPO kurang, tidak menutup kemungkinan mencari pembiayaan perbankan,†ujar dia.
Penambahan menara telekomunikasi tersebut, lanjut Monika, sejalan dengan target pertumbuhan pendapatan dan laba perseroan sebesar 15%. Untuk diketahui, pada akhir September 2017, perseroan menbukukan pendapatan Rp67 miliar dan laba bersih Rp21,5 miliar.
Adapun dalam aksi korporasi ini, perseroan menunjuk PT Indo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Dengan masa penjatahan tanggal 2 -12 Maret 2018 dan diharapkan tercatat di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia tanggal 9 April 2018.
Sementara itu, Associate Director Investment Banking Indopremier, Eban S Banowo mengatakan, EV/EBITDA akhir tahun 2018 berkisar antara 6-10.