Krisis Suriah Memanas, Koleksi Saham-Saham Tambang Batubara

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Konflik Suriah mulai memasuki babak baru setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memerintahkan peluncuran misil ke pangkalan udara Suriah. Akibatnya, harga minyak mentah naik ke level USD52,9 per barel dari USD51,6 per barel. Hal itu akan membawa sentimen positif emiten berbasis komoditas.

Hal itu disampaikan Manager Post Wealth dan Aset Management Indonesia, Arief Fahruri di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (7/4/2017).

"Pengaruhnya terhadap emiten berbasis komoditas," kata dia.

Ia menjelaskan, saham-saham berbasis minyak dan gas tidak terlalu berpengaruh namun justru terhadap emiten yang terhubung, seperti emiten-emiten batubara, emas dan mineral lainnya.

“Khususnya seperti emiten PTBA, ITMG dan HRUM," ujar dia.

Meskipun demikian, ia menilai, sentimen krisis Suriah tidak berlangsung lama. Karena akan ada aksi protes terhadap kebijakan pemerintah AS tersebut.

“Namun emiten-emiten batubara masih memiiliki peluang bergerak ke atas walau sentimen Suriah tersebut berlalu," kata dia.

Ia beralasan, saham-saham batubara seperti ITMG, PTBA dan HRUM masih tergolong kompetitif dari sisi valuasi. Apalagi adanya kenaikan harga batubara belakangan ini, sehingga saham-saham itu diperkirakan masih memiliki ruang gerak untuk naik .

“Ketiga saham-saham itu secara historical beberapa waktu lalu mengalami tekanan cukup dalam dan yang memiliki kapitalisasi pasarnya besar di rekomendasikan untuk beli," kata dia.

Sementara itu, target jual ketiga saham itu, lanjut dia, masih cukup jauh. Untuk PTBA, diprediksi akan mencapai level 17.000 sementara hingga pukul 15.50 berada pada level 13.150 WIB.

Adapun ITMG, dia pasang target jual pada level 26.000, sementara pada pukul 15.50 WIB berada pada level 20.400. Sedangkan HRUM, dia memasang target jual 2800.