APLSI : Sumsel Akan Merugi Sebesar US$ 1,2 Miliar Bila Terjadi Penutupan Jalan untuk Batu Bara
Pasardana.id - Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) meminta pemerintah pusat turun tangan atas kisruh penutupan jalan umum untuk angkutan batu bara oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel). Dampak dari kebijakan tersebut, seluruh angkutan batu bara di Sumsel terancam lumpuh total.
Bahkan, Juru Bicara APLSI, Rizal Calvary menyebutkan, Sumsel akan merugi sebesar US$ 1,2 miliar atau Rp 18,3 triliun/tahun bila terjadi penutupan jalan untuk batu bara.
"Kerugian ini akibat dari berkurangnya 23 juta ton per tahun penjualan batu bara Sumsel," ucap dia, dalam siaran pers Rabu (07/11/2018).
Lebih lanjut, Rizal meminta agar Pemprov Sumsel mencabut kembali kebijakan tersebut, sampai adanya win-win solution baik bagi dunia usaha dan pemerintah. Sebab, kebijakan ini akan berdampak negatif terhadap industri listrik dan perekonomian lokal dan nasional.
"Dampak ekonomi dan dampak sosialnya akan besar sekali," ujar dia.
Listrik Padam di Jawa
Rizal mengatakan, sebagian besar pembangkit listrik di Jawa dan Sumatera sangat tergantung pada pasokan batu bara dari Sumatera Selatan. Sebab itu, bila pasukan batubara terganggu, akan memadamkan sebagian besar listrik di Jawa dan Sumatera.
“Digabung seluruh Kalimantan pun, produksi batubara Sumatera Selatan yang terbesar. Sumsel memasok untuk sebagian besar pembangkit Sumatera dan Jawa,” ucap dia.
Lebih lanjut Rizal memaparkan, Sumsel merupakan lumbung energi nasional. Selain memperkuat cadangan devisa, Sumsel juga berperan dalam menjaga ketahanan energi nasional, utamanya ketersediaan listrik.
“Pada tahun 2018, total produksi batu bara Sumatera Selatan diperkirakan sekitar 48,5 juta ton atau 9 % produksi nasional,” tandas Rizal.

