Pertamina Siap Produksi B20 Hingga Kurangi Impor BBM dan Gas Elpiji

foto: istimewa
foto: istimewa

Pasardana.id - PT Pertamina (Persero) menyadari, permintaan energi akan terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia diperkirakan akan semakin tumbuh dan tercatat populasinya naik sekitar 1,24% per tahun. Perekonomian juga tumbuh 5,2 sampai 5,3% pada tahun 2019 mendatang. Seiring dengan meningkatnya hal tersebut, Pertamina memperkirakan permintaan energi juga terus meningkat.  

“Permintaan energi dari sektor kelistrikan diproyeksikan meningkat 8,15% per tahun hingga 2030. Sementara pertumbuhan permintaan energi dari sektor transportasi diproyeksikan sekitar 3,43% per tahun,” kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati saat pembukaan Pertamina Energy Forum (PEF) 2018, Rabu (28/11/2018).

Tak hanya itu, pemerintah Indonesia memiliki rencana yang sangat agresif dalam membangun infrastruktur dari tahun 2015 hingga 2019, mencakup pembangunan jalan baru sepanjang 2.600 kilometer (km), jalan tol sepanjang 1.000 km, 15 lapangan udara, 24 pelabuhan serta rel kereta api baru sepanjang 3.258 km.

Seluruh pembangunan ini nantinya akan mendorong mobilisasi orang dan barang secara masif, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan kebutuhan energi di masa mendatang. 

Situasi seperti ini, kata Nicke, tentunya membuka kesempatan besar bagi seluruh pemain energi termasuk bagi Pertamina.

“Namun di sisi lain, ada tantangan ini juga perlu mendapat solusi. Yakni, bagaimana pasokan energi harus diamankan untuk dapat mengimbangi pertumbuhan populasi, ekonomi, infrastruktur serta permintaan energi tersebut,” ungkap Nicke.

Sejalan dengan hal tersebut, Pertamina telah memiliki rencana pengembangan bisnis ke depan dalam rangka mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia.

“Misalnya terkait biofuel, saat ini kami tengah menjajaki studi pembangunan Green Refinery di Indonesia, yaitu kilang yang khusus mengolah vegetasi seperti sawit, tebu dan lainnya menjadi biofuel,” imbuh dia.

“Untuk mendukung program pemerintah menurunjan defisit transaksi berjalan, kami berencana memproduksi B20, pengurangan impor BBM dan gas elpiji. Kalau kita bisa kurangi impor 225.000 barrel itu akan sangat membantu program pemerintah tersebut. Sementara untuk B20 kita akan mulai kembangkan proyek green energy di Dumai dan Plaju,” jelas Nicke lgi. 

Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menekankan, peran Pertamina sebagai perusahaan minyak dan gas terbesar di Indonesia diharapkan dapat membantu program pemerintah untuk mengembangkan bahan bakar bakar diesel 20% (B20).  

“Pertamina sebagai batu penjuru, pemimpin dalam mengembangkan B20,” katanya.