ANALIS MARKET (21/11/2018) : Kemungkinan Rupiah Melemah Menuju Kisaran Rp14.590 - Rp14.610 per USD
Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, hampir semua indeks futures bursa Asia tercatat ‘merah’, indikasi ada potensi koreksi mengikuti koreksi yang terjadi pada bursa gobal utama semalam (20/11), ditambah harga minyak mentah yang bervariasi dengan harga WTI yang dibuka naik dan harga Brent yang turun pagi ini.
Sedangkan mata uang kuat Asia, HK dolar dan Sin dolar dibuka melemah terhadap USDolar pagi ini yang bisa membuat rupiah berpotensi melemah hari ini, Rabu (21/11/2018).
“Kemungkinan rupiah melemah menuju kisaran Rp.14.590 - Rp.14.610 per USD (kurs tengah Bloomberg) dengan tetap dalam penjagaan BI,” sebut Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom SAM dalam laporan riset yang dirilis Rabu (21/11/2018).
Lebih lanjut, riset SAM juga menyebutkan, pada akhir pekan lalu, pemerintah keluarkan paket kebijakan ke XVI dan revisi DNI. Tujuan paket kebijakan ini untuk menarik minat investasi asing ke Indonesia. Selain memberi kelonggaran kepemilikan juga memberikan insentif pajak berupa tax holiday dan tax allowance.
Data BKPM untuk Q3-2018 mencatat, realisasi PMA turun 6,9% qtq atau minus 20,2% yoy. Efektivtas paket kebijakan ini juga mendapat tantangan dari turunnya EODB Indonesia tahun 2019 dari 72 menjadi 73.
Sementara dari eksternal, kemarin (20/11), indeks global terkoreksi tajam baik di bursa AS maupun di Uni Eropa karena saham berbasis teknologi dan ritel, turunnya harga minyak mentah, dan melambatnya perekonomian ekonomi.
Dow indeks turun 2,2%, indeks S&P turun 1,8%, indeks Nasdaq turun 1,7%. Sementara imbal hasil UST 10 T turun menjadi 3,07%.

