Volume SBN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp9,50 Triliun dari 42 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan diperdagangan Kamis (04/10) kemarin, tercatat senilai Rp9,50 triliun dari 42 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,88 triliun.
Dalam laporan riset harian yang dirilis Jumat (05/10/2018), analis fixed income MNC Securities menyebutkan, Obligasi Negara seri FR0077 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, yakni senilai Rp1,73 triliun dari 80 kali transaksi di harga rata - rata 99,40% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai 1,71 triliun dari 80 kali transaksi di harga rata - rata 87,01%.
Adapun Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp408,32 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 99,51% dan diikuti oleh PBS016 senilai Rp240 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 97,89%.
Sementara itu, surat utang korporasi cukup aktif diperdagangkan, yang tercermin pada volume perdagangan yang cukup besar, senilai Rp1,80 triliun dari 42 seri surat utang korporasi yang ditransaksikan.
Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2018 (TBIG03CN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp310,0 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,19% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap I Tahun 2018 Seri A (BEXI04ACN1) senilai Rp195,0 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 98,24%.
Adapun nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami pelemahan sebesar 104,00 pts (0,69%) dan ditutup di level 15179,00 per Dollar Amerika. Sejalan dengan pelemahan mata uang regional, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin bergerak pada kisaran 15120,00 hingga 15191,50 per Dollar Amerika.
Sedangkan mata uang regional yang mengalami pelemahan terbesar terhadap Dollar Amerika adalah Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,94% dan diikuti oleh Baht Thailand (THB) sebesar 0,80%.
Dengan pelemahan tersebut maka mata uang Rupiah di bulan Oktober 2018 telah mengalami pelemahan sebesar 1,82% dan di sepanjang tahun 2018 mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika sebesar 10,61%.
Sedangkan, mata uang Rupee India (INR) menjadi mata uang regional dengan kinerja terburuk di tahun 2018 yang mengalami pelemahan sebesar 13,34%.
Sementara itu, Imbal hasil surat utang global bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan merespon pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika yang megisyaratkan masih akan berlanjutnya tren kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika.
Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup dengan kenaikan di level 3,195% dan tenor 30 tahun naik ke level 3,354% seiring dengan berlanjutnya penguatan beberapa indikator ekonomia Amerika.
Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jepang mengalami kenaikan di level 0,153% dan imbal hasil surat utang Jerman (Bund) yang ditutup naik di level 0,528%.

