Volume SBN Diperdagangan Selasa Kemarin Mencapai Rp9,31 Triliun dari 38 Seri

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (18/9) mencapai Rp9,31 triliun dari 38 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,90 triliun.
Dalam laporan riset yang dirilis Rabu (19/9/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,34 triliun dari 69 kali transaksi di harga rata - rata 90,06% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp1,03 triliun dari 51 kali transaksi di harga rata - rata 86,17%.
Sedangkan Project Based Sukuk seri PBS015 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp420 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 87,27% dan diikuti oleh perdagangan PBS005 senilai Rp390,58 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,78%.
Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp533,37 miliar dari 50 seri obligasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap III Tahun 2018 Seri B (FIFA03BCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp125 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 98,10% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap IV Tahun 2016 Seri B (ISAT01BCN4) senilai Rp104 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 99,61%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin (18/9), ditutup menguat sebesar 25,00 pts (0,17%) di level 14855,00 per Dollar Amerika setelah dibuka melemah di level 14897,00 per Dollar Amerika.
Bergerak dengan kecenderungan mengalami pelemahan di awal hingga pertengahan perdagangan, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin bergerak pada kisaran 14855,00 hingga 14933,80 per Dollar Amerika.
Penguatan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin terjadi di tengah cukup bervariasinya arah pergerakan nilai tukar mata uang regional.
Penguatan mata uang regional dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,30% dan diikuti oleh mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,20%.
Sementara itu, mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional, yaitu sebesar 0,29% dan diikuti oleh mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,22% serta Yaun China (CNY) sebesar 0,18%.
Adapun dari perdagangan surat utang global, pergerakan imbal hasil surat utang di negara - negara maju terihat mengalami eknaikan, dimana imbal hasil dari US Treasury yang ditutup naik di level 3,053% untuk tenor 10 tahun dan di level 3,196% untuk tenor 30 tahun di tangah aksi saling balas yang terjadi di perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) juga terlihat mengalami kenaikan di level 0,48% begitu pula surat utang Inggris (Gilt) yang ditutup naik di level 1,568%. Adapun surat utang Jepang terlihat stabil di level 0,112%.