Volume SBN Diperdagangan Senin Kemarin Senilai Rp9,33 Triliun dari 35 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (01/10), tercatat senilai Rp9,33 triliun dari 35 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,54 triliun.
Dalam laporan riset yang dirilis Selasa (02/10/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra menyebutkan, Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,09 triliun dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 93,12% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp928,65 miliar dari 29 kali transaksi di harga rata - rata 100,36%.
Sementara itu Project Based Sukuk seri PBS004 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp166,0 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 73,39% dan diikuti oleh perdagangan PBS017 senilai Rp74,31 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 88,19%.
Dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan dari 21 seri surat utang korporasi yang ditransaksikan senilai Rp707,24 miliar.
Obligasi Berkelanjutan II Bank CIMB Niaga Tahap IV Tahun 2018 Seri A (BNGA02ACN4) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp304,0 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 99,99% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2018 Seri B (BFIN04BCN1) senilai Rp120,0 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,14%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin mengalami pelemahan terbatas terhadap Dollar Amerika, sebesar 8,00 pts (0,05%) dan ditutup di level 14910,50 per Dollar Amerika.
Sempat mengalami penguatan di awal perdagangan, mata uang Rupiah pada perdagangan kemarin cenderung mengalami pelemahan di sepanjang sesi perdagangan dan bergerak pada kisaran 14896,30 hingga 14911,50 per Dollar Amerika.
Mata uang regional pada perdagangan kemarin ditutup bervariasi dimana mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional, yaitu sebesar 0,58% dan diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,27% dan Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,22%.
Adapun mata uang Baht Thailand (THB) menjadi satu - satunya mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika, yaitu sebesar 0,33%.
Sementara itu, Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin (01/10) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan dipimpin oleh kenaikan imbal hasil US Treasury.
Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan di level 3,084% dan tenor 30 tahun imbal hasilnya mengalami kenaikan di level 3,236% yang didukung oleh adanya kesepakatan dagang antara pemerintah Amerika Serikat dengan Kanada.
Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan, masing - masing di level 0,475% dan 1,579%.
Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jepang ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,123% begitu pula surat utang India yang ditutup dengan mengalami penurunan di level 7,987% dan surat utang China di level 3,610%.

