ANALIS MARKET : IHSG Bergerak Mixed Cenderung Menurun Hari Ini

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id †Riset harian Kiwoom Sekuritas memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak mixed cenderung menurun hari ini menjelang libur perayaan Hari Kemerdekaan besok.

Beberapa faktor mendasari prediksi ini, antara lain; Dow Jones bergerak mixed ditutup naik 5.28 poin pada level 21,998.99.  Bursa Eropa serta bursa kawasan regional bergerak mendatar seiring sepinya berita penggerak pasar.  

Sebelumnya, IHSG ditutup menguat dekat level tertinggi sebelumnya dan garis diagonal resisten kuat, sehingga IHSG rentan mengalami koreksi teknikal hari ini.  

“Menyikapi beberapa faktor tersebut, kami memperkirakan IHSG bergerak mixed cenderung menurun,†sebut analis Kiwoom Sekuritas, yang dilansir dari laman resminya, Rabu (16/8/2017).

Lebih lanjut diungkapkan, beberapa aksi korporasi dari emiten juga layak untuk dicermati pelaku pasar, antara lain;

IPO - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung 
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WIKA Gedung) mematangkan rencana IPO dengan target pelaksanaan pada awal November 2017 dan menargetkan dapat meraih dana Rp 3 Triliun untuk mendanai ekspansi usaha. WIKA Gedung telah menyelesaikan proses audit keuangan dan tegah menyiapkan administrasi IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tahun ini WIKA Gedung menargetkan pendapatan sekitar Rp 3.5 Triliun dengan laba bersih Rp 286 Miliar. Hingga 1H 2017, WIKA Gedung meraih pendapatan Rp 1.3 Triliun dan laba bersih Rp 105.8 Miliar. Saat ini, WIKA Gedung memiliki 53 kontrak senilai total Rp 13 Triliun. 

BBTN - Penyaluran kredit properti 
PT Bank Tabungan Negara (BBTN) menargetkan penyaluran kredit properti naik 21% hingga 23% tahun ini. Untuk mencapai target tersebut manajemen akan fokus pada penyaluran kredit pemilikan rumah subsidi. Untuk penyaluran kredit perumahan non-subsidi manajemen menargetkan pada segmen konsumen kelas menengah. 

TPIA - Rencana right issue 
PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA) akan melangsungkan penawaran umum terbatas (PUT) II untuk penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) senilai Rp 5.03 Triliun. TPIA akan menawarkan sebanyak 279.74 juta saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 18,000 per lembar saham dengan rasio 47:4.

Perolehan dana rights issue akan digunakan untuk membiayai belanja modal terkait penambahan kapasitas produksi dan/atau diversifikasi produk, serta belanja modal lainnya guna meningkatkan skala usaha. Aksi korporasi tersebut juga bertujuan untuk memenuhi persyaratan minimum saham yang beredar di publik (free float) sebesar 7.5% sesuai ketentuan V.1 peraturan Bursa efek Indonesia No. I-A. Perseroan telah memperoleh surat pernyataan efektif dari OJK terkait rights issue.