BPS : Wisman ke Indonesia April 2017 Naik 26,75 Persen (yoy), Mayoritas Masih Datang dari Tiongkok
Pasardana.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia April 2017 naik 26,75 persen dibanding jumlah kunjungan pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 901,09 ribu kunjungan menjadi 1,14 juta kunjungan.
Begitupula jika dibandingkan dengan Maret 2017, mengalami kenaikan sebesar 7,09 persen.
"Mayoritas masih datang dari Tiongkok 15,8%, Singapura 12,7%, kemudian Malaysia, Australia, dan India," kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Jumat (2/6/2017).
Lebih lanjut dijelaskan, secara kumulatif (Januari - April) 2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 4,20 juta kunjungan atau naik 19,34 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman April 2016 yang berjumlah 3,52 juta kunjungan.
Adapun Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada April 2017 mencapai rata-rata 55,14 persen atau naik 0,76 poin dibandingkan dengan TPK April 2016 yang tercatat sebesar 54,38 persen.
Begitu pula jika dibanding TPK Maret 2017, TPK hotel klasifikasi bintang pada April 2017 naik 0,44 poin.
Sementara itu, rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang di Indonesia selama April 2017 tercatat sebesar 1,84 hari, terjadi penurunan 0,04 poin jika dibandingkan keadaan April 2016.
Ditambahkan, wisatawan mancanegara paling banyak masuk dari Bandara Ngurah Rai, Bali sebesar 474,6 ribu kunjungan di April 2017 yang disusul oleh Bandara Soekarno Hatta 211.000, Batam 134.000, Bandara Juanda 20.000, Bandara Tanjung Pinang 9.000, dan Bandara Sam Ratulangi 5,89 ribu kunjungan.
BPS juga mencatat, kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara tertinggi terjadi di Bandara Sam Ratulangi dengan dibukanya penerbangan langsung ke beberapa kota di China.
"Kalau dilacak per bandara, kenaikan terbesar di Bandara Sam Ratulangi itu kenaikannya year on year 312% karena adanya penerbangan direct beberapa kota di Tiongkok (China)," ujar Suhariyanto.
Ke depan, jelas Suhariyanto, perlu dilakukan pemasaran pariwisata yang lebih luas agar wisatawan yang datang ke Indonesia tidak melulu dari negara tersebut.

