BI Nilai Bank Hati-Hati Salurkan Kredit
Pasardana.id - Bank Indonesia (BI) menilai sikap kehati-hatian dilakukan bank dalam pemberian kredit. Karena, mereka khawatir mengalami kenaikan non performing loan/NPL (rasio kredit bermasalah).
“Rasio kredit bermasalah gross-nya masih ada di kisaran 3%," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, kemarin.
Walaupun demikian, pertumbuhan kredit dicapai 9,2% pada kuartal I 2017. Angka ini naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari 8,7%.
Perbaikan juga ditunjukkan dengan pencapaian NPL sebesar 3,04% pada Maret 2017. Jika dibandingkan waktu yang sama tahun lalu turun dari 3,16%.
Sebelumnya, ?Ekonom Senior Indef, Umar Juoro menilai, laju kredit perbankan di tahun ini diperkirakan masih akan mengalami perlambatan. Hal ini sejalan dengan kondisi perbankan yang masih tengah sibuk melakukan restrukturisasi kredit bermasalahnya (Non Performing Loan/NPL).
Padahal, jelas dia, pertumbuhan kredit yang tinggi bisa menjadi pendorong utama dalam pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi, modal kerja, dan investasi.
“Sebab dengan NPL yang masih relatif tinggi, mencapai 3,1 persen, bank masih sibuk melakukan restrukturisasi. Sekalipun itu pilihan sangat sulit. Sehingga bank akan sangat hati-hati dalam meningkatkan pertumbuhan kredit," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, masih rendahnya pertumbuhan kredit di tahun ini juga dipengaruhi oleh belum terlihatnya sektor utama (leading sector) yang bisa mengerek pertumbuhan kredit lebih tinggi dari tahun lalu. Pasalnya, permintaan (demand) kredit di sektor-sektor utama tersebut masih rendah.
“Faktanya memang, stimulasi melalui pengeluaran pemerintah untuk pembangunan infrastruktur belum dapat menstimulasi pertumbuhan kredit dan ekonomi. Sebab sangat terbatas pada peran serta BUMN, belum melibatkan swasta secara optimal," tandasnya.

