Kereta Barang Kalah Bersaing

foto : istimewa

Pasardana.id - Kereta Api Indonesia (KAI) mengklaim go green bisa dilakukannya dengan mengoperasionalkan jasa angkutan barang. Namun, ini baru bisa dicapai sebesar 1% dari angkutan barang yang ada.

"Hampir 90% angkutan barang masih memakai trucking," kata Kuncoro Wibowo, Direktur Komersial dan Teknologi Informasi (TI) PT KAI (Persero) di Jakarta, kemarin.

Hal ini terjadi akibat biaya angkutan barang KAI lebih besar dibandingkan truk. Jadi, angkutan truk lebih dipilih akibat biayanya lebih rendah.

“Tarif trucking itu bisa Rp4,2 juta, maka di kami, tarif luar biasa saja masih Rp6,36 juta," ujarnya.

Menurut Kuncoro, tarif angkutan kereta api kalah bersaing dengan angkutan trucking, karena, ada pengenaan tax access charge (tarif pajak dari pemerintah) hampir 32%.

“PPh (Pajak Penghasilan) itu diambil dari sini, karena tracking diurus oleh PUPR (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)," ujarnya.

Selain itu, alasan truck lebih dipilih dalam jasa angkutan lantaran dibandingkan kereta api lantaran aspek keterjangkauan dan bentuk pelayanan lain.

Kalau trucking bisa ke tempat tujuan secara langsung, tapi kalau pakai kereta api harus menjalankan kembali proses penanganan.

“Ini kerap dikeluhkan oleh para pengusaha," jelasnya.