Pasca Kenaikan Rating Indonesia Oleh Fitch, Indeks Menguat, Rupiah Stagnan
Pasardana.id - Pasca kenaikan rating Indonesia oleh Fitch, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan pagi ini, yang naik 20,05 poin (0,33%) ke level 6.129,53. Sedangkan Indeks LQ45 menguat 5,13 poin (0,50%) ke level 1.032,598.
Jelang siang, IHSG melanjutkan penguatan hingga parkir di 6.171.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) siang ini stagnan. Dolar AS berada di posisi Rp 13.576 sama dengan posisi pada perdagangan kemarin sore Rp 13.576.
Asal tahu saja, lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) meningkatkan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari BBB-/Outlook Positif menjadi BBB/Outlook Stabil pada 20 Desember 2017.
Dalam keterangan tertulisnya, Fitch menyatakan ada dua faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut.
Pertama, mulai menguatnya sektor eksternal yang didukung oleh kebijakan makro ekonomi secara konsisten yang diarahkan untuk menjaga stabilitas. Hal ini ditunjukkan oleh kebijakan nilai tukar yang lebih fleksibel, cadangan devisa yang meningkat tajam, kebijakan moneter yang mampu mengatasi gejolak aliran modal, kebijakan makroprudensial yang mampu mengendalikan utang luar negeri korporasi, pendalaman pasar keuangan yang mampu meningkatkan stabilitas pasar keuangan, serta penetapan asumsi anggaran Pemerintah yang kredibel.
Kedua, upaya sinergi Pemerintah dalam reformasi struktural yang mampu meningkatkan iklim investasi, seperti tercermin dari meningkatnya peringkat Ease of Doing Business Indonesia (EoDB). Hal ini juga mendorong penguatan sektor eksternal Indonesia seiring dengan meningkatnya Foreign Direct Investment (FDI) yang diperkirakan dapat menutup defisit transaksi berjalan dalam beberapa tahun ke depan.
Lebih lanjut, Fitch juga mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat dan beban utang Pemerintah tetap rendah dibandingkan dengan negara peers.
Meski demikian, eksposur Pemerintah dinilai terbatas atas risiko sektor perbankan, yang didukung oleh rasio kecukupan modal yang cukup tinggi dan kredit bermasalah yang semakin terkendali.
Fitch juga mencatat dua hal yang menjadi perhatian yaitu; masih rendahnya pendapatan per-kapita dan penerimaan negara dibandingkan dengan negara peers.
Sementara itu, Analis Pefindo, Ahmad Nasrudin memperkirakan, akibat dari naiknya peringkat ini, imbal hasil atau yield surat utang negara (SUN) akan turun 50 - 70 BPS (basis point) pada tahun depan.
"Paling tidak, kami melihat akan ada penurunan yield dari SUN sebesar 50 - 70 bps," terang dia.
Nasrudin melanjutkan, yield SUN merupakan acuan dari kupon penerbitan obligasi korporasi. Dengan demikian, juga akan berdampak pada penurunan kupon penerbitan obligasi pada tahun depan.
"Kami melihat akan ada penurunan kupon obligasi yang terbit tahun depan sebesar 200 bps," terang dia.
Adapun Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo menyatakan, peningkatan rating Fitch tersebut merupakan cerminan dari keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan yang menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

