Bayar Utang Rp260 Miliar, Campina Industry Lepas 885 Juta Lembar Saham Baru
Pasardana.id - PT Campina Ice Cream Industry Tbk tengah mengincar dana sebesar Rp274 miliar hingga Rp354 miliar dengan melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Dana tersebut akan digunakan untuk melunasi utang pokok produsen es krim tersebut kepada lembaga keuangan di Singapura senilai Rp260 miliar.
Presiden Direktur PT Campina Ice Cream Industry Tbk, Samudera Prawirawirawidjaja mengatakan, perseroan akan melepas 885.000.000 lembar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham dan harga penawaran Rp310 hingga Rp400 per lembar saham.
"Porsi saham yang dilepas itu setara dengan 15,04% dari modal ditempatkan dan disetor penuh," kata Samudera di Jakarta, Rabu (22/11/2017).
Selanjutnya, jelas dia, dana tersebut akan digunakan untuk membayar pokok utang sebesar Rp260 miliar dan sisanya untuk modal kerja.
Sayangnya, dalam kesempatan ini, Samudera belum banyak merinci lebih jauh terkait rencana penggunaan dana modal kerja tersebut.
Adapun dalam pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi.
Sementara itu, untuk jadwal penawaran umum, masa penawaran umum awal ditetapkan tanggal 20 - 24 November 2017, masa penawaran umum tanggal 8 - 12 Desember 2017 dan diharapkan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 6 Desember 2017.
"Rencananya, akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 19 Desember 2017," kata Samudera.
Lebih lanjut diungkapkan, dengan pelunasan utang itu, serta merta menurunkan rasio utang terhadap modal atau DER (Debt to Equity Ratio) dari 0,9 menjadi 0,6. Tak hanya itu, pelunasan utang juga akan menurunkan beban bunga perseroan hingga Rp40 miliar pada tahun depan.
"Sehingga tahun depan Rp40 miliar itu akan menjadi tambahan laba bersih ," ujar dia.
Tak heran, jika perseroan memasang target laba bersih tahun 2018 mencapai Rp90 miliar. Sementara pada akhir tahun 2017, laba bersih yang ditargetkan mencapai Rp70 miliar.

