Capai Pertumbuhan Ekonomi 7% Perlu Reformasi Struktural

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo menilai, perlu upaya ekstra untuk mewujudkan perekonomian nasional berada di level 7% sesuai yang ditargetkan dalam RPJMN 2015-2019.

Upaya ekstra yang dimaksud adalah reformasi struktural yang menyangkut tiga aspek, yakni sektor riil, fiskal dan moneter.

“Untuk bisa tumbuh diatas 7% kita perlu melakukan reformasi struktural. Pertama; di sektor rill di bawah supervisi Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Kedua, aspek fiskal di Menteri Keuangan Sri Mulyani dan yang ketiga, di sektor moneter oleh BI," jelas Agus di Auditorium PTIK, Jakarta, Jumat (20/10/2017).

Lebih rinci diungkapkan, reformasi struktural yang perlu dilakukan mulai dari pengelolaan pangan, pengelolaan energi, hingga menciptakan industri yang memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

“Seperti industri pariwisata, digital, maritim, dan perbaikan iklim usaha," jelas dia.

Meski demikian, lanjut Agus, pertumbuhan ekonomi nasional dalam 3 tahun masa kabinet kerja masih stabil di level 5%.

Agus juga menilai, hingga saat ini, Indonesia masih menjadi lokasi favorit bagi investor untuk menanamkan modalnya, salah satu faktornya lantaran Indonesia memiliki produk domestik bruto yang mencapai US$ 1 triliun.

“Tumbuh 5% merupakan angka yang berkesinambungan, artinya menjadi yang paling stabil dengan tidak mengalami fluktuasi ekstrem," ujar Agus.