ANALIS MARKET (11/10/2017) : IHSG Bergerak Mixed Hari Ini dan Masih Dibayangi Aksi Jual Investor Asing

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak mixed hari ini, dan masih dibayangi aksi jual investor asing.

Riset juga menyebutkan beberapa factor yang mendasari prediksi tersebut, antara lain; Dow Jones naik 0.3% pada level tertinggi baru 20,830.7 dipicu rencana buyback saham Wall-Mart. 

Adapun Bursa regional diperdagangkan mendatar pagi ini. EIDO naik 0.7% ditutup pada level 26.78 berpotensi menopang IHSG pada sesi pagi hari ini. 

Sebelumnya, IHSG bergerak mendatar dekat garis horizontal support. Penembusan ke bawah garis tersebut berpotensi memicu koreksi IHSG lebih dalam. 

“Menyikapi beberapa kondisi tersebut, kami memperkirakan IHSG bergerak mixed hari ini," sebut analis Kiwoom Sekuritas yang dilansir dari laman resminya, Rabu (11/10/2017).

Lebih lanjut, riset Kiwoom juga menyebutkan beberapa aksi korporasi dari para emiten yang layak di cermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;

ACES - Rencana penambahan empat gerai 
PT Ace Hardware Indonesia (ACES) berencana membuka empat unit gerai lagi hingga akhir tahun ini di pulau Jawa. Sepanjang tahun ini, ACES telah menambah 11 unit gerai baru dengan lokasi gerai baru masih di Jawa. Tahun ini, ACES menganggarkan Rp 300 Miliar untuk membuka gerai. ACES ingin membuka 15 unit gerai pada tahun ini. 

ADHI - Dana tambahan proyek LRT 
PT Adhi Karya (ADH) menyiapkan dana tambahan sebesar Rp 2 Triliun guna mendanai proyek kereta api ringan (light rail transit/LRT) untuk membawa proses pembangunan proyek hingga menyentuh lebih dari 35% penyelesaian pada akhir taun 2017.

Saat ini ADHI telah mengucurkan dana sebesar Rp 5 Triliun untuk proyek tersebut sehingga sampai dengan akhir tahun perseroan akan mengucurkan investasi total sebesar Rp 7 Triliun. Sumber dana tambahan proyek LRT akan berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan. 

PPRO - Marketing sales 
PT PP Properti (PPRO) meraih kenaikan marketing sales 3Q 2017 sebesar 46.7%Yoy menjadi Rp 2.2 Triliun dibandingkan Rp 1.5 Triliun pada periode yang sama tahun lalu. Nilai tersebut mencapai 75% dari target akhir tahun senilai Rp 2.9 Triliun.

Untuk mencapai target akhir tahun, PPRO akan meluncurkan beberapa proyek di akhir kuartal ini salah satunya Tembalang 3 di Semarang. Tembalang 3 merupakan proyek apartemen terdiri dari tiga tower berlokasi di lahan seluas 2.3 Ha dengan investasi Rp 253 Miliar. Selain itu, PPRO juga akan meluncurkan beberapa proyek di Jatinangor (Bandung) dan Wiyung (Surabaya). Saat ini, PPRO juga dalam proses akuisisi lahan di Kertajati (Jawa Barat) seluas 200 Ha.  

RIMO - Penerbitan MTN 
PT Rimo International Lestari (RIMO) menunjuk PT Markasia Investama Prima Indonesia sebagai arranger dan agen penjual terkait rencana emisi surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp 300 Miliar. MTN tersebut memiliki tenor 6 hingga 36 bulan sejak tanggal penerbitan dengan bunga antara 10% hingga 13% per tahun.

Dana hasil MTN akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pengembangan usaha dan pembiayaan proyek yang dikerjakan perseroan dan anak usaha.

WIKA - Realisasi kontrak Wika Gedung 
Anak perusahaan PT Wijaya Karya (WIKA), PT Wika Gedung (WG), membukukan kontrak baru senilai Rp 5.1 Triliun pada 9M 2017, sekitar 73% dari target perolehan kontrak baru senilai Rp 7 Triliun tahun ini. WG menargetkan dapat membukukan penjualan senilai Rp 4 Triliun tahun ini dengan proyeksi laba bersih mencapai Rp 286 Miliar.

WG tengah membangun transit oriented development (TOD), suatu kawasan di sekitar stasiun yang digunakan untuk properti. WIKA akan membangun TOD di kawasan Stasiun Pasar Senen dengan nilai total proyek Rp 500 Miliar dimana sebagian dari proyek properti tersebut akan dikerjakan oleh WG. WIKA dan WG tengah mengkaji rencana IPO saham WG dimana masa penawaran awal akan berlangsung pada akhir Oktober 2017.