Wall Street Anjlok Terdampak Kekhawatiran Kenaikan Tingkat Suku Bunga The Fed dan Uji Coba Nuklir Korut

foto: istimewa

Pasardana.id - Wall Street anjlok pada Jumat (9/9/2016) akibat kekhawatiran pasar terhadap kenaikan tingkat suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat dan uji coba nuklir yang dilangsungkan Korea Utara.

Seperti dilaporkan Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, AS, terjun bebas 394,46 poin, atau sekitar 2,13 persen, menjadi 18.085,45. Indeks S&P 500 anjlok 53,49 poin, atau sekitar 2,45 persen, menjadi 2.127,81.

Penurunan yang terjadi merupakan yang terbesar bagi indeks S&P 500 dalam sehari sejak 24 Juni lalu, ketika 'Brexit' berlangsung. Indeks komposit Nasdaq melemah 133,58 poin, atau sekitar 2,54 persen, menjadi 5.125,91.

Seluruh 10 sektor S&P 500 berakhir dengan angka merah pada Jumat, dengan penurunan terburuk dialami saham-saham sektor utilitas, telekomunikasi, dan bahan baku. Tren S&P 500 dalam 50 hari terakhir menunjukkan pelemahan akan terus terjadi.

Dalam sepekan Dow merosot 2,2 persen, penurunan terbesar untuk sepekan sejak pekan pertama 2016. Indeks volatilitas CBOE ditutup pada level tertinggi sejak akhir Juni lalu.

Anjloknya Wall Street merupakan dampak dari komentar Presiden Federal Reserve Boston Eric Rosengren yang menyatakan bahwa bank sentral AS menghadapi resiko yang semakin besar jika terus menunda peningkatan tingkat suku bunga.

Menurut Rosengren, pengetatan kebijakan moneter secara bertahap layak untuk dilakukan. Namun ia menambahkan bahwa The Fed tidak akan dengan terburu-buru melakukan peningkatan suku bunga.

Di sisi lain para investor juga memiliki kekhawatiran tersendiri terhadap uji coba nuklir kelima dan terbesar yang dilakukan Korut pada Jumat. Pyongyang menyebut mereka kini memiliki kemampuan untuk menempatkan hulu ledak nuklir dalam peluru kendali balisitik. Uji coba nuklir yang dilakukan Korut ini telah mendapat reaksi keras dari AS maupun juga Tiongkok.