Dow Kembali Rekor di Saat Wall Street Berakhir Bervariasi Akibat Kudeta di Turki

foto: istimewa

Pasardana.id - Indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, berakhir dengan kembali mencatatkan rekor pada Jumat (15/7/2016) di saat Wall Street mengakhiri pekan dengan bervariasi akibat kudeta yang terjadi di Turki.

Seperti dilaporkan Reuters, Dow dan dua indeks utama lainnya di Wall Street, S&P 500 dan komposit Nasdaq, dalam tiga pekan beruntun ditutup dengan gain atau perolehan, dengan S&P 500 naik 6 persen dalam kurun waktu tersebut.

Dow pada Jumat naik 10,14 poin, atau sekitar 0,05 persen, menjadi 18.516,55. Indeks S&P 500 turun 2,01 poin, atau sekitar 0,09 persen, menjadi 2.161,74. Indeks komposit Nasdaq turun 4,47 poin, atau sekitar 0,09 persen, menjadi 5.029,59.

Angka-angka indeks di Wall Street sempat jatuh saat penutupan sesi Jumat setelah adanya laporan terjadinya kudeta di Turki. Pihak militer menyebutkan telah merebut kekuasaan, tapi kubu Perdana Menteri menyatakan para pelaku kudeta akan ditangkap. Pasar saham di Turki anjlok 6 persen akibat peristiwa kudeta ini.

Reaksi pasar terhadap serangan teroris di Perancis pada Kamis (14/7/2016) yang menewaskan 80 orang terbatasi dengan hanya pengaruh pada saham-saham di sektor travel dan hiburan. 

Saham Herbalife tercatat sebagai saham yang meraih gain tertinggi di Wall Street sebelum libur akhir pekan, naik 9,9 persen menjadi US$65,25 setelah perusahaan tersebut sepakat membayar US$200 juta dan mengubah caranya berbisnis untuk menghindari label skema piramida oleh para regulator.

Secara keseluruhan jumlah saham yang naik melebihi yang turun di NYSE dengan perbandingan 1,20 banding 1. Sedangkan di Nasdaq dengan perbandingan 1,12 banding satu.

Indeks S&P 500 mencatatkan 26 saham yang mencapai kenaikan tertinggi dalam 52 pekan dan tanpa penurunan terbesar yang baru. Sementara indeks komposit Nasdaq mencatatkan 77 kenaikan tertinggi dan 18 penurunan terbesar yang baru.

Sekitar 6,1 miliar saham ditransaksikan di AS, lebih rendah dari 7,8 miliar rata-rata harian dalam 20 sesi terakhir.