SKK Migas Tidak Sanggup Produksi Minyak 800 Ribu BPH
Pasardana.id - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan tidak sanggup mencapai target lifting produksi minyak bumi sebesar 800.000 barel per hari (BPH).
Karena, hanya enam proyek lapangan minyak saja yang berproduksi pada 2016 dan itupun terjadi pada kuartal II 2017 dan kuartal III 2017.
"Kami mengusulkan lifting minyak bumi di bawah 800.000 BPH untuk batas atas, dan batas bawah," kata Wakil Kepala SKK Migas, Zikrullah di Jakarta, belum lama ini.
Target ini telah dituangkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Sebelumnya, ini juga telah disepakati SKK Migas dalam rapat kerja dengan pemerintah dan Komisi VII DPR pada Juni 2016.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, menanggapi target ini bisa dicapai SKK Migas dengan melihat cadangan minyak (reservoir), temuan lapangan baru, dan Work Plan and Budget (WPNB) kontraktor migas.
"Usulan SKK Migas realistis," ujarnya.
Enam proyek lapangan migas yang dimaksud adalah Madura BD Field (Husky Oil Madura Ltd), Cikarang-Tegalpacing Field (Pertamina EP), dan Tanjung Phase I Field (Pertamina EP),
Kemudian, Laut Dalam Jangkrik Field (Eni Muara Bakau), Jangkrik North East Field (Eni Muara Bakau), dan Subang Field (Pertamina EP).
Penurunan target juga diminta SKK Migas untuk produksi gas bumi menjadi 1,1 juta - 1,2 juta Barel Setara Minyak Per Hari (BSMPH). Sebelumnya, ini disetujui 1,15 juta - 1,5 juta BSMPH.
Begitupula Indonesia Crude Price (ICP) diminta US$40-US$50 per barel. Angka ini lebih rendah dibandingkan sebelumnya yang berkisar US$45-US$55 per barel.

