BI : Pasar Keuangan Indonesia Tidak Terdampak Brexit
Pasardana.id - Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengatakan, keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Britain to Exit/Brexit) tidak berdampak signifikan terhadap pasar keuangan Indonesia.
Agus bahkan mengklaim, dampak Brexit ke Indonesia hanya sementara karena kondisi fundamental ekonomi domestik terus membaik. Hal itu akan mempertahankan kepercayaan pelaku pasar.
"Kondisi inflasi yang terjaga terlihat pekan ketiga inflasi Juni di 0,56 persen, dan juga defisit neraca transkasi berjalan yang diperkirakan secara umum berada di 2,2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)," ujar dia, di Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Sedangkan dana masuk hingga pekan ketiga Juni, kata Agus, tercatat Rp70 triliun, atau terlipatgandakan dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp30 triliun.
Ditambahkan, hingga Jumat pagi, rupiah terdepresiasi sebesar 1 persen menjadi sekitar Rp13.400 dari sekitar Rp13.260 per dolar AS Kamis kemarin.
"Secara umum kita yakini ini adalah sifatnya temporer," ujarnya.
Sedangkan hingga Jumat siang ini, mata uang Inggris Poundsterling tertekan cukup dalam hingga 11 persen, yang menunjukkan depresiasi tertajam sejak 30 tahun lalu. Untuk mata uang Euro, terpantau penurunan nilai tukar di rentang 1-2 persen.
Lebih lanjut Agus mengatakan, ke depannya, proses politik keluarnya Inggris dari Uni Eropa masih akan beranjut. Inggris harus mengajukan permintaan secara resmi untuk keluar dari UE sesuai dengan perjanjian UE (EU Treaty).
Dalam permintaan itu, kata Agus, akan terjadi negoisasi, yang juga menyangkut kepentingan ekonomi, seperti misalnya negoisasi soal tarif perdagangan dari atau menuju ke Inggris.
"Itu implikasinya lebih jangka panjang," pungkasnya.

