Rupiah Stabil, Investor Kembali Buru SUN

foto : istimewa

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Kamis, (9/6/2016) kemarin cenderung bergerak menurun, didorong faktor penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di awal perdagangan.

"Diperdagangkan pada kisaran 13.216,00 hingga 13.293,00, rupiah terlihat mengalami penguatan pada hampir keseluruhan sesi perdagangan, namun menjelang berakhirnya perdagangan rupiah justru mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika,"jelas analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra, kepada Pasardana.id, Jumat (10/6/2016).

Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 11 basis poin (bps) dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek terlihat mengalami kenaikan imbal hasil sementara itu pada tenor menengah dan panjang masih melanjutkan tren penurunan imbal hasil.
 
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh perubahan harga yang berkisar antara 3 - 7 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 5 - 15 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 11 bps dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 5 - 100 bps.
 
Harga Surat Utang Negara yang masih cenderung bergerak mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh faktor menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada awal perdagangan. Investor memanfaatkan momentum penguatan tersebut untuk kembali melakukan pembelian Surat Utang Negara  di pasar sekunder.

Namun demikian, beberapa seri Surat Utang Negara bertenor pendek terlihat mengalami penurunan harga, didorong oleh aksi ambil untung oleh investor setelah harganya naik cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.