Pemerintah Tetap Optimis Target Pertumbuhan Ekonomi 2016 Akan Tercapai
Pasardana.id - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku tidak terkejut dengan sikap Bank Indonesia yang melakukan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2016.
Menurutnya, kebijakan yang diambil Bank Indonesia dengan didasari kondisi faktor moneter seperti pertumbuhan kredit di kuartal I-2016 yang agak melambat.
"Wajar bila proyeksi pertumbuhan ekonomi dikoreksi sedikit agak ke bawah," ujar Darmin, usai menghadiri acara Inovasi Rantai Nilai di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (23/5/2016).
Dijelaskan, jika dilihat dari pendekatan sektor riil bahwa pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan kemudian Pemerintah punya beberapa paket program kebijakan ekonomi yang telah digulirkan, semestinya tidak perlu ada revisi angka pertumbuhan.
"Jika dilihat dari sektor riil yang sedang berjalan, serta beberapa paket program yang telah dikeluarkan Pemerintah untuk mendorong sektor riil, seperti di sektor industri, perikanan, dan pariwisata. Seharusnya tidak mesti di-adjust ke bawah," ujar Darmin.
Maka dari itu, Darmin mengaku masih tetap optimistis jika pertumbuhan ekonomi pada 2016 ini masih sesuai asumsi dasar ekonomi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Target pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini sendiri sebesar 5,3 persen.
"Rasanya masih berani walaupun pasti agak (sulit)," imbuhnya.
Sebelumnya, Pemerintah telah merancancang asumsi makro untuk 2017 yang disampaikan dalam Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jumat, 20 Mei lalu.
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan asumsi pertumbuhan ekonomi tahun depan yang diperhitungkan Pemerintah ada di kisaran 5,3-5,9 persen. Nilai tukar rupiah diasumsikan pada kisaran Rp13.650-Rp13.900 per USD.
"Ini mempertimbangkan berbagai risiko yang berpotensi memberi tekanan. Membaiknya kondisi fundamental ekonomi dan komitmen Pemerintah dorong investasi, sehingga diharapkan bisa dorong stabilitas kurs rupiah," kata Bambang.
Bukan hanya stabilitas nilai tukar, usaha Pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan menjadi kunci untuk bisa menekan tingkat inflasi yang diperkirakan ada pada level empat plus minus satu persen. Pemerintah juga harus berkoordinasi dengan otoritas moneter untuk menjaga inflasi dan rupiah.
Lifting minyak dan gas pada tahun depan yakni sekitar 1,79-1,91 juta barel per hari setara minyak. Lifting minyak 740-760 barel per hari dan gas 1,05-1,15 juta barel per hari setara minyak.
"Untuk harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan ada pada level USD35-45 per barel," tandas Bambang.

