Tahun 2015, Rugi Aneka Tambang Meningkat Sebesar 94%

Pasardana.id - Kondisi keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terus memburuk hingga tahun 2015. Sejumlah terobosan yang dilakukan manajemen perseroan belum berhasil memperbaiki kinerja perusahaan pertambangan nikel tersebut.
Sebaliknya, nilai kerugian ANTM justru semakin meningkat pada tahun lalu. Kerugian emiten BUMN pertambangan nikel tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan beban keuangan dan kerugian lain-lain.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2015 yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (2/3), rugi ANTM mencapai Rp1,441 triliun (Rp120 per saham) pada 2015, meningkat 94% dibandingkan rugi pada 2014 sebesar Rp743,53 miliar (Rp78 per saham).
Seperti diketahui, peningkatan rugi ANTM tersebut terjadi di tengah kenaikan penjualan sebesar 11,8%, yaitu dari Rp9,42 triliun pada 2014 menjadi Rp10,53 triliun pada 2015.
Seiring penjualan, beban pokok penjualan juga naik 20%, dari Rp8,63 triliun pada 2014 menjadi Rp10,34 triliun pada 2015. Peningkatan beban pokok itu menyebabkan laba kotor ANTM merosot 75,4% menjadi Rp195,14 miliar dari Rp793,36 miliar pada 2014.
Di sisi lain, beban keuangan ANTM juga meningkat 94,4% menjadi Rp246,02 miliar. Ini menyebabkan beban lain-lain bersih bertambah 32,3% menjadi Rp297,95 miliar. Akibatnya, rugi sebelum pajak emiten beraset Rp30,36 triliun pada 2015 - naik 38% dari Rp22 triliun pada 2014 - itu meningkat 111%, dari Rp790,79 miliar jadi Rp1,669 triliun.
Kinerja keuangan perseroan yang terus memburuk juga berimbas negatif terhadap harga saham ANTM di bursa. Sepanjang perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2015, saham emiten BUMN pertambangan nikel tersebut merosot 70,24%, dari Rp1.025 per saham pada 2 Januari 2015, menjadi Rp305 per saham pada 30 Desember 2015.