Sektor Manufaktur Tidak Direkomendasikan Peroleh Kredit

foto : istimewa

Pasardana.id - Bank Indonesia (BI) mengakui, industri manufaktur berkembang lambat di Indonesia sekarang ini. Hal ini terjadi akibat pemberian permodalan bagi industri manufaktur masih terbatas.

"Kecenderungan kredit di sektor ini bermasalah, sehingga perlu kehati-hatian memberikannya," kata Gubernur BI, Agus Martowardojo di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) baru-baru ini.

Dijelaskan, perbankan mengalami non performing loan/NPL (kredit bermasalah) sebesar 3,22% sampai Agustus 2016. Dari angka ini terbesar berasal dari pertambangan, manufaktur, dan logam.

Agus memperkirakan, pertumbuhan kredit sebesar 7,5% sampai akhir 2016. Dalam hal ini, Industri manufaktur tidak diberikan kredit lebih tinggi dibandingkan lainnya.

"Kami belum memiliki rencana mendorong perbankan untuk membuat alokasi minimum kredit untuk industri manufaktur," jelasnya.

Pembiayaan manufaktur juga belum dilakukan kalangan perbankan, akibat investasi sektor ini masih sedikit. Pasalnya, kinerja sektor ini belum bagus, bahkan berpotensi macet.

Dengan begitu, industri ini hanya akan diberikan insentif dari pemerintah daerah (pemda) berupa investasi.