Investor dan Pengusaha Dijamin Tidak Lakukan Rush Money?
Pasardana.id - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengklaim sejumlah investor lokal dan asing telah ditemuinya, untuk diminta tetap menanamkan modal di Indonesia terkait isu rush money (penarikan uang besar-besaran) pada 25 November 2016. Mereka diharapkan tidak terpengaruh kabar tersebut.
"Kami menghimbau para investor agar tidak melakukannya, karena ini merugikan semua pihak dan negara," kata Rosan Perkasa Roeslani, Ketua Umum (Ketum) Kadin Indonesia di Jakarta, belum lama ini.
Dijelaskan, apabila terjadi (rush money), kerugian akan dialami semua pihak termasuk negara. Dan seterusnya, hal ini akan berdampak pada perekonomian nasional.
Ditambahkan, permintaan serupa (untuk tidak melakukan rush money) juga dilakukan kepada pengusaha di Indonesia. Mereka dinilai tidak akan melakukannya.
"Saya tanya ke teman-teman pengusaha, bilang enggak ada kayak gitu," ucapnya.
Sementara itu, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah mengindentifikasi penyebar isu rush money dilakukan 70-an akun Facebook dan Twitter. Namun, hal ini akan diselidiki lebih lanjut guna mengetahui siapa dia dan di mana mereka.
"Ini belum tentu orang, hanya akun dan sendiri-sendiri," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Brigjen Agung Setya.
Dijelaskan, rush money dinilai akan merugikan masyarakat seperti kesulitan penyimpanan uang. Apabila ini disimpan di dompet, maka ini akan mengundang tindakan kriminal seperti pencurian atau pencopetan.
"Ini hal yang perlu kita pahami," jelasnya.
Ditambahkan, kejadian ini juga akan menyulitkan transaksi keuangan non-tunai seperti pembayaran tol dan parkir. Karena, uang yang tersimpan di bank telah ditarik oleh nasabah.
Penyimpanan uang di bank, lanjut Agung, tidak perlu dikhawatirkan para nasabah. Pasalnya, kondisi dan likuiditas perbankan sangat baik sekarang ini.
"Tidak ada problem di bank," tegasnya.
Apalagi stress test sudah dilakukan perbankan oleh Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati telah meminta penyebar isu rush money ditindak tegas oleh Polri. Karena, mereka mengancam kepentingan masyarakat.
"Penarikan uang secara massal, maka akan membuat perbankan bermasalah. Ini akan langsung berdampak terhadap ekonomi secara menyeluruh," jelasnya.
Ditambahkan, masyarakat miskin merupakan kelompok yang terkena dampak pertama pada kejadian ini. Karena, mereka adalah kalangan paling rentan terhadap kondisi perekonomian.
Asal tahu saja, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), BI, dan OJK akan menjaga simpanan masyarakat di perbankan. Langkah ini dibantu masyarakat dengan menciptakan ketenangan.

