INDEF : Daya Saing Lemah Akibat Sektor Pendidikan dan Kesehatan Masih Banyak Persoalan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Peneliti Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Eko Listiyanto mengungkapkan, peringkat daya saing Indonesia di global terus memburuk.

Bahkan, dalam dua tahun terakhir peringkat Global Competitiveness Index Indonesia mengalami penurunan dari 34 dan bergerak ke 37, kemudian kembali mengalami penurunan ke 41.

"Pemburukan terutama disebabkan oleh aspek institusi, kesehatan dan pendidikan, inefisiensi pasar, ketersediaan teknologi, kecanggihan bisnis, dan inovasi. Ini perlu segera diperbaiki agar daya saing Indonesia benar-benar mengalami perbaikan," terang Eko, di Jakarta, kemarin.

Menurut Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati, sector pendidikan dan kesehatan di Indonesia seharusnya tidak bermasalah. Pasalnya, pendidikan dan kesehatan di Indonesia sudah memiliki sifat mandatory spending, yang artinya memang sudah ada alokasi anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di tiap tahunnya.

"Daya saing kita paling krusial itu pendidikan dan kesehatan. Kalau pendidikan yang mandatory spending 20 persen, kesehatan lima persen mandatory spending, lalu masih ada persoalan berarti ini belum ada perbaikan dari governance. Ini bagaimana? Padahal, ini dijadikan program oleh Presiden," tegas Enny.

Pada sisi lain, lanjut Enny, persoalan daya saing juga terletak dari kurang maksimalnya implementasi 13 paket kebijakan ekonomi yang sudah dikeluarkan pemerintah.

"Walau sudah dikeluarkan 13 paket kebijakan ekonomi, namun sayangnya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum menunjukkan adanya perbaikan signifikan," pungkas Enny.