Pertumbuhan Kredit Diprediksi 11%-12% Tahun Depan

foto : istimewa

Pasardana.id - Bank Indonesia (BI) memperkirakan likuiditas perbankan cukup pada 2017. Hal ini ditunjang dana repatriasi dari program pengampunan pajak.

"Kami melihat pertumbuhan kredit sekitar 12% seandainya pemerintah dan DPR sepakat PDB (produk domestik bruto) pada kisaran 5,2%," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo di Jakarta, kemarin.

Apabila pertumbuhan PDB diasumsikan sekitar 5,1%, maka pertumbuhah kredit diprediksi sebesar 11%. Saat ini, pertumbuhan kredit dicapai kurang dari 10% akibat koreksi pertumbuhan kredit valuta asing (valas) lantaran pelemahan pertumbuhan ekonomi global.

Selain itu, akibat harga komoditas juga belum meningkat dan permintaan yang belum tinggi.

"BI memperkirakan penyaluran kredit 2016 sebesar 7%-9%," jelasnya.

Perkiraan ini lebih rendah dibandingkan hasil survei perbankan triwulan III-2016 yang menyebutkan perkiraan kredit 2016 naik sebesar 9,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penilaian serupa jika melihat hasil survei sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ini sebesar 10,6%.

Pelemahan pertumbuhan kredit terjadi pada triwulan III 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terjadi pada kredit modal kerja, dan kredit konsumsi. Hal ini akibat penurunan permintaan pembiayaan, suku bunga kredit masih tinggi, dan peningkatan risiko pembiayaan.

Pertumbuhan kredit dituliskan survei BI, diperkirakan akan terjadi pada triwulan IV 2016. Faktor pendukung ini adalah permintaan kredit baru ditunjang perkiraan kondisi ekonomi lebih baik, rencana penurunan suku bunga kredit, dan kondisi likuiditas.

Adapun pendorong lain adalah relaksasi kebijakan kredit antara lain pemberian suku bunga kredit lebih rendah dan penurunan biaya provisi. Kelonggaran ini didorong perkiraan kondisi ekonomi ke tahap yang lebih baik, peningkatan likuiditas, dan kebutuhan pembiayaan bagi sektor riil.