Pemerintah Perlu Melakukan Diversifikasi Tujuan Ekspor Produk Indonesia

foto : istimewa

Pasardana.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor Indonesia September 2016 mencapai US$12,51 miliar atau menurun 1,84 persen dibanding ekspor Agustus 2016. Demikian juga dibanding September 2015 menurun 0,59 persen.

Menyikapi kondisi tersebut, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan bahwa, pemerintah dan para pelaku usaha perlu untuk melakukan diversifikasi pasar tujuan ekspor produk Indonesia.

Ia menilai, hal tersebut juga dapat mengurangi ketergantungan industri di Indonesia hanya pada sejumlah negara saja, serta menjadi jalan keluar saat harga komoditas belum membaik.

"Perekonomian global masih lemah, harga komoditas belum membaik, sehingga kita perlu diversifikasi produk ekspor, membuka peluang negara lain," ungkap Sasmito di Jakarta, Senin (17/10) kemarin.

Dijelaskan, Indonesia bisa membidik pasar ekspor baru, seperti negara-negara di benua Afrika, yakni Afrika Selatan, Mesir, hingga Nigeria.

"Kita bisa ke benua Afrika, yang penting kita cari yang aman. Misalnya, Afrika Selatan, Mesir, dan pantai utara Afrika, yakni Nigeria. Itu negara besar," terang Sasmito.

Tak hanya soal negara tujuan ekspor baru, lanjut Sasmito, industri Indonesia juga harus menyasar pasar tersebut dengan produk-produk yang tepat dan variatif. Misalnya saja, sarung, produk pecah belah, dan barang-barang rumah tangga.

Berdasarkan laporan BPS, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari - September 2016 mencapai US$104,36 miliar atau menurun 9,41 persen dibanding periode yang sama tahun 2015, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$94,66 miliar atau menurun 6,09 persen.