Bisnis Tambang Lesu, Rugi Ancora Indonesia Resources Melonjak 514%

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Bisnis jasa pertambangan batubara, minyak, dan gas tampak lesu pada tahun ini. Hal tersebut disebabkan oleh produksi dan pasokan batubara di pasar dunia yang berlebih, sementara permintaan berkurang.

Di sisi lain, turunnya harga minyak dunia hingga US$50 per barel ikut menggajal bisnis emiten batubara dan jasa penambangan di BEI.

Kondisi tidak menguntungkan tersebut ikut dialamai oleh PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS).

Kinerja perusahaan jasa pertambangan dan perdagangan batubara ini merosot tajam setidaknya hingga September 2015.

Perseroan bahkan belum berhasil lepas dari jeratan kerugian yang kian menghawatirkan hingga September 2015.

Dikutip dari materi paparan publik yang disampaikan manajemen ke Bursa Efek Indonesia, Kamis (12/11), rugi OKAS melonjak 514% menjadi US$2,855 juta pada Januari-September 2015, dari rugi US$465 ribu pada periode yang sama tahun 2014.

Penyebab kerugian perseroan antara lain, penjualan OKAS yang merosot 10% menjadi US$124,906 juta per September 2015, dari US$138,369 juta per September 2014.

Selain karena penurunan penjualan, menurut direksi OKAS, sektor pertambangan dan eksplorasi minyak dan gas bumi pada tahun 2015 cenderung merosot dibandingkan pada 2014.

Sementara OKAS sendiri sebagai entitas induk tidak melakukan operasi bisnis secara langsung.

Penjualan OKAS hanya berasal dari kegiatan anak-anak usahanya di bidang perdagangan dan jasa pertambangan serta jasa pengeboran dan perawatan sumur minyak.

Harga saham OKAS anjlok 27,96% sepanjang perdagangan di BEI tahun ini. Yakni dari Rp118 per unit pada 2 Januari 2015, menjadi Rp85 pada 12 November 2015.