Rahasia Miliuner Dunia #6: Miliuner Tahu Apa yang Dibeli dan Dimiliki!

foto : ilustrasi (ist)

"Know what you own, and know why you own it." - Peter Lynch


Do your homework before making a decision. And once you've made a decision, make sure to re-evaluate your portfolio on a timely basis. A wise holding today may not be a wise holding in the future.

Peter Lynch memberikan sebuah tugas sepanjang masa yang harus dilakukan seorang investor.

Menjadi seorang investor memerlukan sebuah pengetahuan, modal, metode, kedisiplinan dan management yang dimulai dari awal ketika akan melakukan investasi.

Namun bukan berarti setelah memilih untuk memiliki sebuah investasi, tugasnya tidak hilang begitu saja, melainkan masih adalagi hal yang yang perlu dilakukan, meskipun investasi itu ternyata menguntungkan.

Mengapa seperti itu?

Karena roda berputar dan apa yang hari ini menjadi yang terbaik tidak selamanya menjadi yang terbaik dan selalu baik.

Ada sebuah kesalahan besar yang seringkali terjadi dalam berinvestasi, kita menjadi jatuh cinta pada sebuah produk, mengapa bisa jatuh cinta? Karena rupanya produk tersebut sudah bertahun-tahun dan berkali-kali memberikan keuntungan dan manfaat.

Katakanlah sebuah saham IT yang memiliki performa bagus di Amerika secara bertahun-tahun menguasai pasar, namun menurut catatan perusahaan tersebut mengalami 2 kali kesalahan besar dalam melakukan ekspansi dalam bentuk akuisisi

Salah satunya ialah akuisisi senilai 10,2 miliar dollar dari Autonomy, sebuah perusahaan software yang berpusat di Inggris.

Penggabungan Autonomy ke dalam perusahaan induknya tak membawa keberuntungan. Namun, beberapa bulan setelahnya manajemen perusahaan tersebut beragumen bahwa Autonomy mematok harga jual terlalu tinggi. CEO nya mengatakan Autonomy lebih kecil dan tak semenguntungkan perkiraan sebelumnya. Ini menunjukkan betapa mudahnya kita mengasumsikan nilai sebuah perusahaan.

Padahal dapat kita asumsikan sebuah perusahaan besar dapat mengakusisi perusahaan lain dipastikan hitungan analis nya sudah begitu luar biasa teliti dan detailnya.

Kesalahan kedua dari perusahaan IT tersebut yang melegenda sebagai 2 kesalahan akusisi terburuk adalah terjadi pada Bulan April 2010, perusahaan IT tersebut membeli Palm yang membuat perangkat bergerak. Sayangnya, Palm kalah dibandingkan RIM dan makin tenggelam setelah iPhone dan gadget Android merajai pasar. Akhirnya Palm dibeli oleh perusahaan tersebut seharga 1,2 miliar dollar dan menjadi salah satu divisinya.

Dalam waktu singkat, management perusahaan menyadari bahwa akuisisi itu merupakan kesalahan besar dan di musim panas 2011, mereka berjuang mendapatkan pembeli untuk Palm dan memutuskan pemberhentian produksi. WebOS milik Palm masih ada tetapi hanya sebagai sebuah proyek open-source kecil.

Itulah 2 kesalahan perusahaan besar dunia sekelas Hawlett Packard.

Dapat ditebak bahwa apa yang akan terjadi pada saham HP di wall Street atas hal tersebut, Pada tanggal 19 November 2012 harga Saham ber kode HPQ di Wallstreet mencapai harga 12,44$ yang merupakan angka terendah selama 2 tahun terakhir sebelumnya 12 April 2010 bernilai 53.9$.

Apa jadinya bila setelah anda memiliki saham tersebut yang semenjak tahun 2002 bernilai 11$ dan di tahun 2010 bernilai 53$ dan anda tidak pernah memonitornya lagi karena sudah sedemikian selalu menguntungkan dari tahun ke tahun?

"Know what you own, and know why you own it."

Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain:Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market, Bandarmology , dan Rich Investor from Growing Investment.
Di tahun 2015 Ryan Filbert menerbitkan 2 judul buku terbarunya berjudul Passive Income Strategy dan Gold Trading Revolution. Ryan Filbert juga sering memberikan edukasi dan seminar baik secara independen maupun bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).