Kalangan Menengah ke Bawah Ragu, Pertumbuhan Pasar Rumah Tapak Melambat

foto: istimewa

Pasardana.id - Pasar perumahan tapak di Jabodetabek mengalami perlambatan pada semester pertama 2025.

Jumlah unit yang diluncurkan turun 49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menurut Head of Growth and Head of Strategic Consulting JLL, Vivin Harsanto, Rabu (13/8/2025), perlambatan ini dimungkinkan akibat beberapa faktor seperti berakhirnya insentif pajak 100% di bulan Juni dan ketidakpastian ekonomi global yang membuat pasar lebih berhati-hati.

"Segmen pasar menengah ke bawah menunjukkan keraguan yang lebih besar, karena lebih sensitif terhadap ketidakpastian ekonomi," kata Vivin.

Namun, Vivin melihat, segmen menengah ke atas menunjukkan ketahanan dengan aktivitas transaksi yang lebih banyak.

Di tengah kondisi ini, kota-kota mandiri yang sudah mapan terus berkembang.

"Mereka memperluas komponen komersial dengan membangun ruko, pusat bisnis, area F&B, dan fasilitas hiburan," ucap Vivin. 

Bahkan, terdapat satu perumahan skala besar yang diluncurkan dengan luas lebih dari 1,000 ha di Tangerang yang menunjukkan bahwa sektor perumahan tapak masih menarik minat pengembang. 

Sebelumnya, Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer pada triwulan II 2025 tumbuh terbatas.

Hal ini tecermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan II 2025 yang tumbuh sebesar 0,90% (yoy).

Angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I 2025 sebesar 1,07% (yoy).

Perkembangan harga properti tersebut dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan penjualan unit properti residensial tipe kecil di pasar primer, sementara penjualan rumah tipe besar dan menengah mengalami kontraksi.