ANALIS MARKET (17/7/2025): Ada Potensi Demand yang Stabil untuk Instrumen SBN Berdenominasi Rupiah
Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami pelemahan pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 1 basis poin (bp) ke level 6,13%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 1 bp ke level 6,56%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) tidak bergerak di level 6,57%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,54%-6,67%.
Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp36,4 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp41,1 triliun.
FR0104 dan PBS003 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp12,2 triliun dan Rp4,1 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp3,3 triliun.
Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate sebesar 25 bps ke 5,25% guna mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah inflasi yang terkendali dan penguatan rupiah.
BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tetap lemah di sekitar 3%, dipengaruhi ketidakpastian akibat kebijakan tarif AS.
Di sisi domestik, BI mengantisipasi ekonomi Indonesia tumbuh 4,6–5,4% tahun ini, didukung permintaan domestik dan perbaikan ekspor.
BI menyampaikan bahwa aliran modal asing ke SBN tercatat net inflow sebesar US$0,9 miliar pada awal Q3, sementara cadangan devisa tetap kuat di US$152,6 miliar.
Inflasi IHK Juni 2025 rendah di 1,87% (yoy), dan nilai tukar rupiah menguat 0,34% pada bulan Juni dibandingkan akhir bulan Mei.
Posisi SRBI menurun menjadi Rp782,6 triliun per 14 Juli dari Rp923,53 triliun pada awal Januari 2025.
Hingga 15 Juli, pembelian SBN oleh BI telah mencapai Rp144,9 triliun.
BI juga melaporkan bahwa laju krredit perbankan tumbuh lebih lambat menjadi 7,77%, namun BI tetap optimis pertumbuhan kredit 2025 akan berada di kisaran 8–11%.
Laju pertumbuhan Dana Pihak Ketiga pada bulan Juni meningkat menjadi 6,96% (yoy), mencerminkan kondisi likuiditas perbankan yang tetap memadai.
Pemangkasan BI Rate dilakukan karena inflasi yang rendah, rupiah yang stabil, dan kebutuhan mendorong pertumbuhan lebih lanjut.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,13%, bergerak dari level Rp16.267/US$ di hari Selasa menjadi Rp16.287/US$ kemarin.
Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung positif bagi pasar obligasi, tercermin dari penurunan yield US Treasury (UST).
Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 6bp menjadi 3,99%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 4bp menjadi 4,46%.
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di level 75bp.
Dalam tujuh hari terakhir, CDS 5-tahun Indonesia bergerak di terbatas di rentang 74bp hingga 75bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi demand yang stabil untuk instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0042, FR0099, FR0091, FR0096, FR0083,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (17/7).

