ANALIS MARKET (02/12/2025): Antisipasi Peningkatan Volatilitas untuk Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup menguat pada sesi perdagangan kemarin (01/12).

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 5 basis poin (bp) menjadi 5,78%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 3 bp menjadi 6,26%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 4 bp menjadi 6,28%.

Level yield curve 10-tahun masih berada di dalam weekly estimated range di kisaran 6,13% - 6,32%.

Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp12,5 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari Jumat yang tercatat sebesar Rp22,2 triliun.

FR0103 dan PBS032 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp2,2 triliun dan Rp2,1 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,6 triliun.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sedikit menguat, bergerak dari level Rp16.675/US$ di hari Jumat menjadi Rp16.663/US$ kemarin.

Sementara itu, Bank of Japan Governor Kazuo Ueda menyampaikan, bahwa BOJ akan mempertimbangkan secara hati-hati kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan Desember, sambil menegaskan bahwa langkah tersebut lebih merupakan pengurangan kebijakan accelerator dibandingkan pemberian tekanan pengetatan.

Para market participant merespon dengan meningkatkan ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga Desember, mendorong penguatan yen dan peningkatan yield obligasi Jepang.

Per pagi ini, indikator global kembali menunjukkan sentimen yang cenderung negatif bagi pasar obligasi, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST).

Yield curve UST 5-tahun dan UST 10-tahun masing-masing meningkat sebesar 8bp dan 7bp.

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat tipis sebesar 1bp menjadi 74bp.

Pemerintah Indonesia akan melaksanakan lelang SUN pada tanggal 2 Desember 2025 dengan target indikatif sebesar Rp23 triliun dan target maksimal 150% dari target indikatif.

Pada lelang SUN sebelumnya tanggal 18 November 2025, total incoming bid mencapai Rp78,9 triliun dengan awarded bid sebesar Rp28,0 triliun.

Menilai situasi pasar terkini, kami memperkirakan total incoming bid pada lelang hari ini akan berada di kisaran Rp70-90 triliun.

“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, kami mengantisipasi peningkatan volatilitas untuk harga dan yield Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0096, FR0065, FR0100, FR0103, FR0106,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Selasa (02/12).