ANALIS MARKET (27/11/2025): Antisipasi Demand yang Stabil untuk SBN Berdenominasi Rupiah
Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup melemah pada sesi perdagangan kemarin (26/11).
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 4 basis poin (bp) ke level 5,66%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 3 bp ke level 6,20%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 5 bp ke level 6,25%.
Level yield curve 10-tahun mendekati upper bound dari weekly estimated range di kisaran 6,02% - 6,26%.
Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp27,4 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp23,9 triliun.
FR0104 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp4,9 triliun dan Rp4,1 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp4,5 triliun.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS tidak banyak berubah, bergerak dari level Rp16.657/US$ di hari Selasa menjadi Rp16.664/US$ kemarin.
Sementara itu, per perdagangan Kamis (27/11) pagi ini, indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung mixed.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun meningkat sebesar 1bp menjadi 3,56%, sementara yield curve UST 10-tahun turun sebesar 1bp menjadi 4,00%.
Sedangkan Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun sebesar 1bp menjadi 74bp.
“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, BNI Sekuritas mengantisipasi demand yang stabil untuk Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0096, FR0100, FR0068, FR0103, FR0106,” sebut analis Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (27/11).

